KOMPAS.com - Pamukkale merupakan situs alam terkenal di Turki. Situs ini ditetapkan oleh Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau UNESCO sebagai warisan dunia sejak 1988.
Dilansir dari situs web resmi Kementerian Budaya dan Pariwisata Turki, Pamukkale berarti kastel kapas dalam bahasa Turki. Nama tersebut menggambarkan bentangan daratan berwarna putih dengan kolam air kebiruan.
Pamukkale berlokasi di Provinsi Denizli, sebelah barat daya Turki. Lokasinya menjadi salah satu obyek wisata favorit yang berdekatan dengan kota kuno Hierapolis.
Baca juga: 8 Perbedaan Suasana Ramadhan di Turki dan Indonesia Selama Pandemi
Pamukkale terbentuk akibat aliran air dengan kandungan kalsium bikarbonat yang tinggi di tepi tebing. Kadar kalsium kemudian mengeras setelah mengalami penurunan suhu.
Endapan kalsium menciptakan warna putih di atas tanah. Endapan juga menciptakan cekungan-cekungan alami yang berisi air hangat.
Baca juga: Puasa di Turki Selama Pandemi, Dapat Makanan Gratis dari Ibu-ibu WNI
Fenomena alam yang unik dan indah tersebut mendatangkan banyak turis di kawasan ini. Sejumlah akomodasi seperti hotel juga berkembang pesat di sekitar Pamukkale.
Sayangnya pada tahun 1990-an, perkembangan hotel dan sektor pariwisata justru menimbulkan dapak negatif pada kolam-kolam tersebut.
Hal ini sempat membuat adanya pembatasan kunjungan dan aktivitas yang dilakukan turis selama berada di kawasan Pamukkale.
Banyak hotel terpaksa ditutup dan wisatawan hanya boleh mengunjungi jalur tertentu. Pengunjung bahkan terpaksa melepas alas kaki untuk bisa berdiri di atas endapan kalsium.
Baca juga: Pengalaman Puasa di Turki, Dikarantina karena Teman Tertular Covid-19
Upaya tersebut nampaknya berhasil menjaga kelestarian situs Pamukkale. Pasokan air saat ini digunakan sebagai pelestrian dan beberapa kerusakan di endapan kalsium kini mulai kembali pulih.
Kota Hierapolis merupakan kota tua yang sudah ada sejak zaman Romawi dan Bizantium. Wisatawan dapat menemukan sisa-sisa bangunan kuno di sudut kota kuno ini.
Wisatawan juga bisa menemukan kolam kuno yang dianggap suci dan sakral. Kolam tersebut bernama Antique Pool.
Obyek wisata tersebut kini telah dikomersialkan, sehingga wisatawan dapat berkunjung dengan membayar tiket masuk.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.