Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Naik Pesawat di Papua dan Maluku, Penuh Transit dan Berdebar di Pesawat Perintis

Kompas.com - 02/11/2021, 17:28 WIB
Nabilla Ramadhian,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Bagaimana rasanya terbang ke Indonesia Timur dalam sepekan mengunjungi dua destinasi wisata?

Misalnya adalah Kabupaten Raja Ampat di Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Maluku Tenggara di Provinsi Maluku.

Kompas.com berkesempatan untuk mengunjungi dua desa wisata di Indonesia Timur pada pekan lalu, yaitu Desa Wisata Arborek dan Desa Wisata Ngilngof.

Desa Wisata Arborek terletak di Pulau Arborek, Distrik Meos Mansar, Kabupaten Raja Ampat. Sementara Desa Wisata Ngilngof berada di Desa Ngilngof, Kecamatan Manyeu, Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara.

Untuk menuju Desa Wisata Arborek dari Jakarta, perjalanan udara harus ditempuh melalui Bandara Soekarno-Hatta kemudian ke Bandara Domine Eduard Osok di Kota Sorong.

Perjalanan masih berlanjut dari Bandara Domine Eduard Osok di Kota Sorong ke Bandara Marinda di Kota Waisai, Pulau Waigeo, Kabupaten Raja Ampat.

Setibanya di Bandara Marinda, perjalanan kembali dilanjutkan menggunakan kapal cepat dari Pelabuhan Pantai Waiwo di Kota Waisai dekat Waigeo Villa menuju Pelabuhan Pulau Arborek.

Desa Wisata Ngilngof dari Jakarta bisa ditempuh langsung dari Bandara Soekarno-Hatta ke Bandara Pattimura di Teluk Ambon, Kota Ambon.

Namun jika mengikuti perjalanan Kompas.com bersama rombongan media dan Anugerah Desa Wisata (ADWI) 2021 dan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), perjalanan ke Desa Wisata Ngilngof merupakan lanjutan dari Desa Wisata Arborek.

Perjalanan dari Desa Wisata Arborek menuju Desa Wisata Ngilngof harus melalui Bandara Domine Eduard Osok menuju Bandara Pattimura untuk transit.

Dari Bandara Pattimura, perjalanan dilanjutkan menuju Bandara Karel Sadsuitubun yang juga dikenal dengan Bandara Langgur di Desa Ibra, Keci Kecil, Kepulauan Kei, Kabupaten Maluku Tenggara.

Bisa dikatakan bahwa perjalanan selama satu pekan ini dipenuhi dengan transit, waktu menunggu di bandara yang cukup lama, dan pesawat perintis.

Meski di tengah pandemi Covid-19 dan masih dalam masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), pesawat-pesawat yang kami tumpangi tergolong penuh.

Pesawat Jakarta-Sorong

Keberangkatan menuju Bandara Domine Eduard Osok di Kota Sorong dari Jakarta dimulai dari Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten.

Baca juga: Panduan Check-in Penerbangan Domestik di Bandara Soekarno-Hatta Saat Pandemi

Kami berangkat dari Terminal 3 Keberangkatan Domestik menggunakan Garuda Indonesia. Waktu boarding adalah pukul 00.00 WIB pada Senin, dan pesawat mulai lepas landas pukul 00.30 WIB.

Namun, kami sudah tiba di bandara sejak sekitar pukul 22.30 WIB untuk proses check-in. Sebab sejak pandemi, ada prosedur seperti pemeriksaan hasil negatif tes PCR dan bukti vaksin Covid-19 minimal dosis pertama.

Alhasil, seluruh calon penumpang harus meluangkan waktu sekitar setidaknya 1 jam 30 menit di bandara.

Saat Kompas.com melakukan proses check-in, waktu yang dibutuhkan tidak lebih dari 10 menit karena penulis merupakan satu-satunya penumpang yang sedang check-in pada saat itu.

Selain itu, proses check-in sangat cepat karena seluruh berkas yang dibutuhkan seperti tiket pesawat, identitas diri seperti KTP, bukti vaksin, dan hasil negatif tes Covid-19 sudah disiapkan dari sebelum berangkat ke bandara.

Meski proses check-in yang Kompas.com alami sangat cepat, sebaiknya calon penumpang tidak tiba di bandara dalam waktu yang mepet dengan proses boarding dan tetap sudah tiba setidaknya 1 jam 30 menit supaya lebih aman.

Suasana Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, Minggu (24/10/2021).KOMPAS.com/Nabilla Ramadhian Suasana Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten, Minggu (24/10/2021).

Proses check-in dilakukan di konter huruf F Garuda Indonesia dan tidak memakan waktu lebih dari 10 menit.

Berkas yang disiapkan adalah hasil negatif tes PCR 2x24 jam dan bukti vaksin Covid-19 minimal dosis pertama lewat PeduliLindungi, tiket pesawat yang sudah dipesan, dan identitas diri seperti KTP.

Pada saat itu, keadaan di area tunggu Terminal 3 Keberangkatan Domestik Bandara Soekarno-Hatta terpantau ramai. Sejumlah tenant penjual makanan dan oleh-oleh telah dibuka.

Kursi pesawat saat kami mulai menaikinya pun sangat penuh. Namun sebelum memasuki pesawat, petugas boarding akan memeriksa KTP dan tiket pesawat yang telah dicetak saat di konter check-in.

Perjalanan menuju ke Kota Sorong memakan waktu sekitar enam jam. Karena penerbangan malam maka mayoritas penumpang pun tidur.

Pesawat tiba di Bandara Domine Eduard Osok pukul 06.40 WIB atau pukul 08.40 WIT.

Sembari menunggu bagasi keluar, kami mengisi e-HAC melalui PeduliLindungi. Nantinya, e-HAC dan tanda bagasi tercatat yang menempel di tiket pesawat akan diperiksa oleh petugas.

Bandara Dominique Edward Osok di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, Senin (25/10/2021).kompas.com / Nabilla Ramadhian Bandara Dominique Edward Osok di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, Senin (25/10/2021).

Penerbangan ke Raja Ampat

Pada Selasa (26/10/2021), setelah bermalam di Sorong, kami melanjutkan perjalanan dari Bandara Domine Eduard Osok menuju Kabupaten Raja Ampat, tepatnya ke Bandara Marinda di Kota Waisai, Pulau Waigeo.

Pesawat kami yakni Susi Air seharusnya lepas landas pukul 10.30 WIT. Namun, diundur dan baru berangkat sekitar pukul 08.30 WIT.

Di bandara keberangkatan, berkas disiapkan adalah hasil negatif tes Covid-19, bukti vaksin, identitas diri, serta tiket pesawat untuk divalidasi di Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP).

Dari pihak KKP, kami diberikan secarik kertas berwarna ungu yang menandakan bahwa seluruh dokumen kami lolos tahap validasi. Kertas ini diberikan kepada petugas check-in di konter maskapai Susi Air.

Penerbangan perintis ini menggunakan pesawat jenis Cessna. Bentuk pesawatnya cukup kecil, dan hanya menampung sekitar 10-15 orang termasuk pilot dan co-pilot. Keadaan di dalamnya tidak ber-AC.

Maskapai penerbangan Susi Air di Bandara Dominique Edward Osok di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, Selasa (26/10/2021).kompas.com / Nabilla Ramadhian Maskapai penerbangan Susi Air di Bandara Dominique Edward Osok di Kota Sorong, Provinsi Papua Barat, Selasa (26/10/2021).

Kami mengisi semua kursi penumpang di Susi Air. Hal ini membuat pengalaman terbang seperti sedang naik pesawat carter.

Baca juga: Ikan Bakar Berenang dari Sorong

Pemandangan di luar jendela menampilkan gugusan pulau di tengah laut dan deretan kapal nelayan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com