Kami tiba di Bandara Pattimura sekitar pukul 10.50 WIT. Selanjutnya adalah perjalanan ke Bandara Karel Sadsuitubun, juga dikenal dengan Bandara Langgur di Kei Kecil, Kabupaten Maluku Tenggara.
Kami harus bergegas menuju terminal untuk transit dan pindah ke maskapai Sriwijaya Air yang akan lepas landas pukul 10.55 WIT.
Berkas yang ditunjukkan hanyalah tiket pesawat dan identitas diri. Namun, pesawat yang seharusnya berangkat pukul 10.55 WIT mengalami delay sehingga baru berangkat sekitar pukul 11.40 WIT.
Baca juga: 3 Catatan untuk Desa Wisata Ngilngof Maluku dari Menparekraf Sandiaga
Pesawat tiba di Bandara Langgur sekitar pukul 11.40 WIT. Sembari menunggu bagasi keluar, kami mengisi e-HAC melalui PeduliLindungi. Nantinya, e-HAC dan tanda bagasi tercatat yang menempel di tiket pesawat akan diperiksa oleh petugas.
Setelah berwisata di Desa Wisata Ngilngof selama 1 hari, akhirnya tiba waktu kami untuk pulang ke Jakarta. Perjalanan menuju ke Bandara Soekarno-Hatta harus melalui Bandara Pattimura di Kota Ambon.
Dari penginapan, kami sudah berangkat menuju Bandara Langgur pukul 04.00 WIT pada Jumat (29/10/2021).
Baca juga: Intip Wajah Baru Terminal Penumpang Bandara Pattimura Ambon
Sepanjang perjalanan dari penginapan menuju bandara, kami ditemani oleh rintik hujan yang cukup deras. Lingkungan pun sangat gelap lantaran lampu hanya terpancar dari mobil yang kami tumpangi.
Kami tiba terlalu pagi. Jadi menunggu lebih kurang satu jam hanya untuk proses validasi hasil negatif tes PCR, bukti vaksin Covid-19, identitas diri, dan tiket pesawat oleh KKP.
Uniknya, faktor lain yang membuat kami harus menunggu cukup lama untuk validasi dokumen adalah kondisi hujan yang membuat para petugas KKP terhalang untuk berangkat dari rumah menuju bandara.
Baca juga: Pulau Bair di Maluku Tenggara, Pulau Kosong dengan Alam yang Menakjubkan
Selanjutnya adalah proses check-in. Proses pencetakan tiket cukup lama karena saat memasukkan bagasi, kami perlu mengisi sebuah formulir.
Adapun, formulir yang dimaksud adalah surat pernyataan yang menyatakan bahwa kami bersedia untuk dites PCR di bandara tujuan.
Hal ini cukup membuat kami bingung lantaran kami semua sudah melakukan tes PCR, bahkan buktinya telah divalidasi oleh KKP. Setelah mengisi formulir, kami segera menuju area boarding.
Baca juga: Pantai Ngurbloat di Desa Wisata Ngilngof Sepi Turis Asing Akibat Pandemi
Namun sebelum itu, kami harus melakukan pemeriksaan dokumen kembali di sebuah konter pemeriksaan. Dokumen yang kami tunjukkan adalah hasil tes PCR yang telah divalidasi KKP, tiket pesawat, identitas diri, serta surat pernyataan.
Selanjutnya, kami langsung menuju pesawat Wings Air dengan tujuan ke Kota Ambon yang berangkat pukul 06.00 WIT.
Pemandangan di balik jendela pagi itu begitu indah. Sebuah pelangi di kejauhan terlihat jelas. Pelangi berada di belakang gugusan pulau dengan latar belakang gunung. Lalu tampak gumpalan awan tipis yang melebar terlihat seperti pulau berpasir.
Baca juga: Liburan ke Ambon, Wajib Coba Kuliner Sagu Gula Aren yang Kian Langka
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.