Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Borobudur Writers & Cultural Festival 2021 Digelar Daring Mulai 18 November

Kompas.com - 03/11/2021, 16:33 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

KOMPAS.com - Borobudur Writers & Cultural Festival (BWCF), sebuah festival literasi dan seni pertunjukan, kembali digelar secara daring tahun ini pada 18-21 November 2021. 

Menyambut satu dekade BWCF tahun ini, panitia mengangkat tema Membaca Ulang Claire Holt: Estetika Nusantara, Kontinuitas, dan Perubahannya. 

Menurut keterangan resmi yang Kompas.com terima, Rabu (3/11/2021), festival tersebut akan membahas estetika Nusantara mulai dari gambar-gambar di gua cadas pada zaman prasejarah, hingga seni rupa modern dan pertunjukan kontemporer Indonesia.

Tema diskusi pada acara tahun ini mengacu pada buku Claire Holt yang berjudul Art In Indonesia: Continuity and Change yang terbit tahun 1967.

Baca juga:

Siapa Claire Holt?

Claire Holt adalah jurnalis perempuan kelahiran Latvia, lalu menjadi warga negara Amerika Serikat (AS). Ia lahir pada tahun 1901, lalu wafat pada tahun 1970. 

Bersama seniman Angelica Archipenko, Holt pergi ke Hindia Belanda pada 1930 dan tiba di Bali. Ia pun menjadi bagian dari lingkaran pertemanan seniman Walter Spies. 

Holt kemudian bertemu WF Stutterheim yang mengajaknya meneliti candi-candi dan benda kuno lainnya. Ia juga belajar menari di Krido Bekso Wiromo, sekolah tari yang didirikan oleh Pangeran Tedjokusumo pada 1918. 

Sebagai informasi, Pangeran Tedjokusumo adalah putra sulung Sultan Hamengku Buwono VII.

Selain Pangeran Tedjokusumo, tokoh-tokoh yang menjadi mentor Holt dalam memahami budaya Jawa adalah Stutterheim dan Mangkunegara VII.

Selanjutnya Holt bergabung dengan George McT. Kahin di Universitas Cornell di Ithaca, Amerika Serikat, untuk mengadakan Proyek Modern Indonesia. 

Sekitar tahun 1930-1939, Holt kerap berada di Jawa. Kemudian pada tahun 1955-1957, ia kembali untuk meneliti atas dukungan dana Rockefeller Foundation. 

Replika lukisan bison yang ditemukan gua Altamira di Cantabria, Spanyol.
live science Replika lukisan bison yang ditemukan gua Altamira di Cantabria, Spanyol.

Saat mengerjakan bukunya, Holt mengajukan sejumlah gambar pada batu dan gua di Papua, Kepulauan Kei, Seram, Sulawesi, dan Kalimantan.

Ia masih menyatakan bahwa usia gambar-gambar tersebut lebih muda dari gambar-gambar yang ada di batu dan gua prasejarah di Eropa, yakni Font-de-Gaume, Dordogne, dan Altamira. 

Namun, berdasarkan data baru arkeologis, ternyata usia sejumlah gambar pada gua di Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan, dan Sangkulirang, Kalimantan Timur, lebih tua dari Gua Lascaux Perancis atau gua manapun di dunia.

Gambar babi hutan, anoa, dan lainnya di Gua Leang Bulu' Sipong 4 di Sulawesi Selatan diperkirakan berusia 44.000 tahun.

Baca juga:

Rangkaian acara BWCF 2021

BWCF 2021 terdiri dari beragam program dan sesi, di antaranya ada launching buku, temu penerbit, webinar, ceramah, bedah relief Borobudur, meditasi, dan seni pertunjukan.

Ada pula Sang Hyang Kamahayanikan Award, sebuah penghargaan kepada tokoh yang dinilai berdedikasi tinggi terhadap tema yang didiskusikan saat acara. 

Tidak hanya itu, terdapat Seri Claire Holt dan Seri Borobudur. Keduanya sama-sama berisi ceramah umum yang membahas sebuah topik dari berbagai sisi. 

Calon peserta dapat mengikuti webinar BWCF 2021 dengan melakukan registrasi pada tautan ini. Setelah mengisi data diri, mereka bisa memilih program mana yang akan mereka ikuti. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com