Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lika-liku Desa Arborek di Raja Ampat Jadi Desa Wisata, Sempat Ditentang Warga

Kompas.com - 09/11/2021, 10:10 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

“Tapi, ketika melihat warga lain yang membangun homestay dan mendapat pemasukan, mereka (yang menentang) sadar (akan potensi pemasukan dari wisatawan) dan mengurangi kegiatan memancing (yang bertentangan dengan aturan),” imbuhnya.

Kini, imbuh Ronald, masyarakat Desa Arborek yang masih berprofesi sebagai nelayan tetap diizinkan memancing.

Namun, areanya sudah ditentukan dan letaknya jauh dari desa. Mereka juga sudah tidak menangkap ikan-ikan yang dilarang oleh pemerintah.

“Masyarakat punya kelebihan unik, mereka tanpa tertulis membuat aturan kalau dari depan dermaga sampai batas tertentu dilarang untuk memancing. Komitmen sendiri tanpa tulisan, ini secara inisiatif,” ujar dia.

Baca juga: 6 Kegiatan Wisata di Piaynemo, Puas Lihat Gugusan Pulau khas Raja Ampat

Proses menjadi desa wisata sangat didukung warga

Terlepas dari pertentangan para warga yang awalnya kurang menyukai aturan soal memancing, Ronald mengatakan bahwa mereka mendukung pengembangan Desa Arborek menjadi desa wisata.

Sosialisasi seputar pengembangan Desa Wisata Arborek dilakukan secara bertahap dan melibatkan sejumlah pihak.

Hasil kerajinan para mama Papua di Arborek, Papua Barat, Rabu (27/10/2021).KOMPAS.com/Nabilla Ramadhian Hasil kerajinan para mama Papua di Arborek, Papua Barat, Rabu (27/10/2021).

Mulai dari ketua adat, ketua desa, tokoh adat, tokoh agama, hingga pemerintah setempat turut andil dalam sosialisasi ini.

“Ketika mereka jalan bersama-sama, itu mempermudah kita maju (menjadi desa wisata). Tapi yang paling utama adalah andil dari para pemuda. Tulang punggungnya ada di pemuda,” pungkas Ronald.

Desa Wisata Arborek di Pulau Arborek dapat ditempuh dari Kota Waisai di Pulau Waigeo. Perjalanan menuju ke sana adalah sekitar 1 jam dengan kapal cepat.

Baca juga: Pengalaman Naik Pesawat di Papua dan Maluku, Penuh Transit dan Berdebar di Pesawat Perintis

Sementara untuk menuju Kota Waisai, wisatawan dapat menggunakan pesawat atau kapal dari Kota Sorong.

Jika naik pesawat, waktu tempuh dari Bandara Domine Eduard Osok di Sorong menuju Bandara Marinda di Waisai adalah sekitar 30 menit dengan pesawat perintis Cessna milik maskapai penerbangan Susi Air.

Sementara jika naik kapal, waktu tempuhnya berada pada kisaran 2 jam. Harga tiketnya sekitar Rp 100.000 untuk Kelas Ekonomi dan Rp 215.000 untuk Kelas VIP.

Informasi lebih rinci bisa langsung ditanya ke pihak penjual tiket di pelabuhan karena jadwalnya tidak menentu akibat pandemi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com