Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/11/2021, 20:16 WIB
Kistin Septiyani,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Sumber Antara

KOMPAS.com - Peringatan Hari Pahlawan tahun ini jatuh pada Rabu (10/11/2021), dan menjadi momentum untuk mengenang kembali jasa pahlawan yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia.

Hari Pahlawan erat kaitannya dengan pertempuran 10 November 1945 yang terjadi di Surabaya, Jawa Timur. Pertempuran yang terjadi antara Inggris dan pejuang Indonesia itu menjadi peristiwa yang melatarbelakangi peringatan Hari Pahlawan.

Di Surabaya, kamu masih bisa menjumpai sejumlah bangunan bersejarah yang menjadi saksi bisu pertempuran besar tersebut. Salah satunya adalah Benteng Kedung Cowek.

Benteng tersebut berada di bagian timur sebelum wisatawan melintasi Jembatan Suramadu, atau lebih tepetnya terletak di kawasan Kedung Cowek, Kecamatan Bulak, Kota Surabaya, Jawa Timur.

Baca juga: 24 KA dari Jakarta Bisa Ditumpangi Secara Gratis Saat Hari Pahlawan

Peninggalan Hindia Belanda

Dilansir dari Antara, Benteng Kedung Cowek merupakan peninggalan dari pemerintah Hindia Belanda yang telah dibangun sekitar tahun 1915-an.

Benteng Kedung Cowek berdiri di lahan seluas 71.876 meter persegi. lahan tersebut merupakan teritori Kodim 0831/Surabaya Timur.

Meski sempat terbengkalai, Benteng Kedung Cowek merupakan benteng peninggalan Belanda yang cukup kokoh. Selain itu, benteng ini juga dilengkapi meriam sebagai senjata untuk menembak kapal milik musuh.  

Sayangnya, belum sempat menembakkan satu peluru meriam pun, Belanda terpaksa menyerahkan benteng tersebut saat Jepang menguasai Nusantara, termasuk pulau Jawa.

Baca juga: Sambut Hari Pahlawan, Ada Tiket Gratis Kereta Api untuk Nakes, Guru, dan Veteran

Benteng Kedung Kowek, Surabaya, Jawa Timur DOK. humas.surabaya.go.id Benteng Kedung Kowek, Surabaya, Jawa Timur DOK. humas.surabaya.go.id

Saksi bisu Serangan 10 November

Mengutip Antara, Benteng Kedung Cowek juga menjadi saksi bisu atas Peristiwa 10 November 1945. Benteng ini menjadi tempat pertahanan Pasukan Sriwijaya dalam peristiwa tersebut.

Pasukan Sriwijaya merupakan sekelompok pemuda yang sebagian besar berasal dari Tapanuli, Aceh, Deli, dan beberapa daerah di Sumatera.

Kelompok pemuda ini awalnya hanya berniat singgah di Surabaya namun berjumpa dengan pemimpin pasukan tempur Arek-arek Surabaya Wiliater Hutagalung.

Para pemuda tersebut kemudian membentuk pasukan untuk mempertahankan kemerdekaan yang saat itu terancam olah kedatangan sekutu. Pasukan tersebut dinamakan Pasukan Sriwijaya.

Banteng Kedung Cowek kemudian menjadi pusat pertahanan dari pasukan Sriwijaya. Terdapat sejumlah meriam yang dibentengi dengan tembok beton yang kokoh di kawasan tersebut.

Baca juga: Hari Pahlawan, Begini Sejarah Taman Makam Pahlawan Kalibata

Bangunan cagar budaya

Benteng Kedung Kowek, Surabaya, Jawa Timur DOK. kominfo.jatimprov.go.id Benteng Kedung Kowek, Surabaya, Jawa Timur DOK. kominfo.jatimprov.go.id

Benteng Kedung Cowek secara resmi ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya pada Mei 2020 silam. Penetapan tersebut dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya.

Sebelum menetapkan benteng tersebut sebagai bangunan cagar budaya, pemerintah telah melakukan penggalian data dan uji material.

Berdasarkan penelitian dan uji material tersebut, diketahui bahwa Benteng Kedung Cowek telah berusia lebih dari 100 tahun.

Baca juga: Rayakan Hari Pahlawan, Kunjungi 5 Museum di Jakarta

Pemandangan sekitar benteng

Benteng Kedung Cowek tak hanya menawarkan nilai sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Benteng ini juga menyajikan pemandangan Selat Madura bagi wisatawan yang berkunjung.

Wisatawan juga bisa menjumpai pepohonan rimbun di sekitar benteng.

Bangunan benteng tidak mengalami pemugaran yang artinya seluruh bagian merupakan bangunan asli.

Benteng ini dulu digunakan oleh pemerintah Belanda untuk mengantisipasi adanya serangan musuh dari arah Pantai Utara Surabaya. Posisi benteng yang menghadap laut lepas membuat pasukan dengan mudah melumpuhkan kapal lawan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber Antara
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Malaysia Masih Urutan 1 Negara Penyumbang Wisman Terbanyak ke Indonesia

Malaysia Masih Urutan 1 Negara Penyumbang Wisman Terbanyak ke Indonesia

Travel Update
Legenda Bukit Batu Garudo di Pesisir Selatan, Konon dari Burung Garuda yang Mati

Legenda Bukit Batu Garudo di Pesisir Selatan, Konon dari Burung Garuda yang Mati

Travel Update
Harga Tiket DTW Ulun Danu Beratan Naik mulai 1 Januari 2024

Harga Tiket DTW Ulun Danu Beratan Naik mulai 1 Januari 2024

Travel Update
Indahnya Panorama bagai Surga di Puncak Bukit Batu Garudo, Pesisir Selatan

Indahnya Panorama bagai Surga di Puncak Bukit Batu Garudo, Pesisir Selatan

Jalan Jalan
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Solo PP Desember 2023, mulai Rp 746.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Solo PP Desember 2023, mulai Rp 746.000

Travel Update
Rute ke Jembatan Akar di Sayegan, Sekitar 30 Menit dari Tugu Jogja

Rute ke Jembatan Akar di Sayegan, Sekitar 30 Menit dari Tugu Jogja

Travel Tips
Sunrise Hill Bandungan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Sunrise Hill Bandungan: Harga Tiket, Jam Buka, dan Daya Tarik 

Jalan Jalan
Keindahan Jalan Raya Penelokan Kintamani, Lokasi Minimarket dengan Panorama Indah di Bali

Keindahan Jalan Raya Penelokan Kintamani, Lokasi Minimarket dengan Panorama Indah di Bali

Jalan Jalan
Jembatan Akar di Sayegan Yogyakarta, Spot Estetis untuk Foto

Jembatan Akar di Sayegan Yogyakarta, Spot Estetis untuk Foto

Jalan Jalan
Sandiaga Targetkan 200-250 Juta Pergerakan Wisnus Saat Nataru 2024

Sandiaga Targetkan 200-250 Juta Pergerakan Wisnus Saat Nataru 2024

Travel Update
Penumpang KRL di Stasiun Tugu Yogyakarta Kini Punya Pintu Keluar-Masuk Khusus

Penumpang KRL di Stasiun Tugu Yogyakarta Kini Punya Pintu Keluar-Masuk Khusus

Travel Update
Gunung Marapi Meletus, Sandiaga Optimistis Wisata Minat Khusus Tidak Terdampak

Gunung Marapi Meletus, Sandiaga Optimistis Wisata Minat Khusus Tidak Terdampak

Travel Update
6 Tempat Glamping di Semarang buat Liburan Akhir Tahun 

6 Tempat Glamping di Semarang buat Liburan Akhir Tahun 

Jalan Jalan
Mengapa Masih Ada Pendakian Saat Gunung Marapi Meletus?

Mengapa Masih Ada Pendakian Saat Gunung Marapi Meletus?

Travel Update
Gunung Marapi Meletus, Menparekraf Imbau Wisatawan dan Masyarakat Sekitar Waspada

Gunung Marapi Meletus, Menparekraf Imbau Wisatawan dan Masyarakat Sekitar Waspada

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com