KOMPAS.com – Embusan angin yang cukup kencang membuat deretan tumbuhan di sepanjang tepian Kali Besar bergoyang dengan semampai.
Udara sejuk di tengah teriknya matahari membuat salah satu tujuan wisata dalam area Kota Tua Jakarta ini memberi kesan bak sebuah kota di Eropa.
Nuansa khas Eropa terlihat dari bangunan-bangunan tinggi bergaya era kolonial yang menghiasi sisi kanan dan kirinya. Seekor burung merpati kecil berwarna abu-abu terlihat sedang berjalan-jalan di tengah jalur yang sepi.
Baca juga:
Hari itu, Rabu (10/11/2021), Kompas.com sempat berkunjung ke Kali Besar Kota Tua Jakarta sekitar pukul 10.30 WIB bersama Pemandu Wisata Kota Tua bernama Supriyantoro.
“Kali Besar memang sudah dibuka dan kalau menjelang sore ramai wisatawan, tapi sejak (revitalisasi dan pengadaan jalur apung) selesai, memang area bawah (jalur apung) belum bisa dikunjungi karena belum pernah dibuka,” ujar dia.
Pada saat itu, hanya segelintir wisatawan yang terlihat. Dua pengunjung sedang menanyakan arah kepada seorang pengunjung lain, dan empat pengunjung sedang lesehan di bawah pohon tepi kali.
Teriknya matahari pada saat itu mungkin menghalau keinginan wisatawan untuk sekadar duduk-duduk pada sejumlah spot di tepi kali.
Baca juga:
Meski demikian, tetap banyak orang lalu-lalang di jalur besar dekat trotoar kali untuk melanjutkan aktivitas mereka. Sesekali, mereka akan menengok ke arah kali sambil menikmati semilir angin yang berhembus.
Kondisi trotoar tepi kali dan tepi jalur besar sangat sepi pedagang. Suasanya berbeda dengan kondisi pada sore hari.
Kawasan Kali Besar, juga dikenal Kaliber, terpantau mulai ramai wisatawan pukul 15.00 WIB. Sore hari sudah tidak terlalu panas, sehingga merupakan waktu terbaik untuk bepergian.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.