Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisata Kota Tua Jakarta Sempat Tutup, Manusia Patung Ngamen ke Kampung dan Ajarkan Sejarah

Kompas.com - 11/11/2021, 16:04 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

 

KOMPAS.comManusia patung merupakan salah satu atraksi wisata yang dapat disaksikan  wisatawan di Kota Tua, Jakarta.

Kendati demikian, sempat ditutupnya tempat wisata tersebut selama 1,5 tahun akibat pandemi Covid-19 membuat sebagian manusia patung memutuskan untuk pulang kampung, bahkan beralih profesi.

“Biar anak bisa jajan, istri bisa makan, dan keluarga bisa belanja, saya istilahnya ngamen ke kampung-kampung. Dari Jakarta bisa sampai ke Tangerang,” kata Yusuf (28), salah satu manusia patung di Kota Tua kepada Kompas.com di Kota Tua, Jakarta, Rabu (10/11/2021).

Pria asal Tasikmalaya ini melanjutkan, perjalanannya menuju kampung-kampung dari Jakarta sampai ke Tangerang dilakukan dengan menaiki truk-truk yang mengarah ke sana.

Baca juga:

Selama kawasan wisata Kota Tua ditutup, pendapatan harian yang dihasilkan dari ngamen bisa mencapai Rp 150.000 jika beruntung.

“Kalau lagi sepi dapat Rp 50.000-Rp 60.000 setelah kerja dari pagi sampai sore,” kata Yusuf.

Namun, pendapatan yang sedikit itu menurutnya juga pengaruh dari kampung-kampung yang dia kunjungi.

“Namanya keliling kampung, kalau setiap hari ke situ-situ terus kan enggak enak ya sama warga. Kadang mereka kalau kita keseringan jadi agak bosen (dan membayar sedikit),” sambungnya.

Yusuf (28) asal Tasikmalaya yang bekerja sebagai salah satu manusia patung di Kota Tua yang memilih karakter WR Soepratman, Jakarta, Rabu (10/11/2021).kompas.com / Nabilla Ramadhian Yusuf (28) asal Tasikmalaya yang bekerja sebagai salah satu manusia patung di Kota Tua yang memilih karakter WR Soepratman, Jakarta, Rabu (10/11/2021).

Perkenalkan sejarah Indonesia

Yusuf merupakan anggota dari Komunitas Seni Karakter Kota Tua (KSKT). Dalam komunitas yang dibina oleh Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua ini, dia berperan sebagai WR Soepratman.

Mengingat bahwa karakter yang dipilih merupakan pahlawan nasional dan pencipta lagu “Indonesia Raya”, Yusuf memanfaatkan masa-masa ngamen di kampung sebagai wadah untuk mengajarkan sejarah Indonesia.

“Saya turun ke jalan, ngamen ke kampung-kampung, sambil memperkenalkan kalau dulu (karakter saya andil dalam) perjuangan negara. Dan juga hal-hal bertema sejarah lainnya,” jelas dia.

Baca juga:

Selain WR Soepratman, Yusuf juga sempat menjadi Presiden pertama Indonesia Soekarno, Moh. Hatta, dan Bung Tomo. Sama halnya saat menjadi WR Soepratman, dia tidak luput dari memberi pelajaran sejarah tentang tokoh yang diperankan saat itu.

“Keliling kampung sambil perkenalkan manusia patung Kota Tua dengan tema-tema sejarah. Jalan ke kampung, bawa kotak musik, bawa gitar, pakai kostum,” tutur dia.

Saat ini, Yusuf sudah tidak lagi pergi ke kampung-kampung karena Kota Tua telah dibuka kembali sejak akhir Oktober 2021. Pendapatannya berada pada kisaran Rp 100.000-Rp 200.000 per hari. Nominalnya cukup jauh dari sebelum pandemi.

“Pendapatan bersih sebelum pandemi pada hari biasa bisa mencapai kisaran Rp 300.000-Rp 500.000. Saya dapat Rp 100.000-Rp 200.000 sekarang juga alhamdulillah karena jangankan nyari Rp 100.000. Nyari Rp 50.000 aja sampai panas-panasan dulu (saat Kota Tua masih tutup),” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com