Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Mengenal Budaya Asli Bali dengan Berkunjung ke Desa Ini

Kompas.com - 16/11/2021, 13:51 WIB
Alifia Nuralita Rezqiana,
Mikhael Gewati

Tim Redaksi

2. Memiliki kerajinan ukir daun lontar

Kerajinan ukir daun lontar adalah salah satu warisan budaya leluhur Desa Tenganan yang hingga kini masih bertahan.

Proses membuat kerajinan masih menggunakan metode tradisional yang diwariskan leluhur, yaitu mengukir daun lontar yang sudah diproses menggunakan pisau khusus dan tinta dari kemiri yang sudah dihanguskan.

Kerajinan ukir daun lontar khas Desa Wisata Tenganan banyak dibuat menjadi produk anyaman bambu, ukir-ukiran, dan lukisan di atas daun lontar.

Gambar yang diukir oleh pengrajin biasanya berupa peta Pulau Bali, potret dewa dan dewi, kalender Hindu Bali, atau tokoh pewayangan Mahabharata.

Satu buah kerajinan daun lontar berukuran 30x20 sentimeter (cm) dijual dengan harga mulai dari Rp 250.000.

Adapun harga kerajinan ukuran 60×40 cm bisa mencapai Rp 8.000.000, tergantung desain, kualitas, kerumitan gambar, dan waktu pengerjaan.

Baca juga: Panduan Wisata ke Desa Wisata Ngilngof di Kei Kecil, Maluku Tenggara

Pengrajin sedang membuat ukiran daun lontar. DOK. Humas Kemenparekraf Pengrajin sedang membuat ukiran daun lontar.

Konon, ukuran daun lontar merupakan pengejawantahan tradisi lisan dan budaya yang dipuja lantaran nilai sejarah, filsafat, dan sastranya yang tinggi.

Huruf demi huruf yang terukir pada daun lontar dipercaya merupakan sumber ilmu pengetahuan.

Sekarang, tradisi mengukir lontar menjadi simbol atau ciri khas dari Desa Tenganan, meskipun hanya berfungsi sebagai suvenir saja.

3. Memiliki kerajinan kain tenun gringsing

Tidak hanya ukir daun lontar saja, kerajinan lain yang bisa ditemukan di Desa Wisata Tenganan adalah kain tenun gringsing.

Kerajinan yang satu ini juga memiliki nilai sakral. Kata “gringsing” terdiri dari kata “gring” yang artinya sakit, dan “sing” yang artinya tidak.

Konon, kain tenun gringsing berawal dari Dewa Indra yang mengajarkan wanita untuk menenun.

Baca juga: Mengenal Sayur Sambal Godog Khas Betawi yang Jadi Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2021

Dewa mengagumi keindahan malam seperti keindahan bulan, bintang, dan suasana langit malam. Keindahan ini dipaparkan dalam hasil kain tenun gringsing berwarna gelap.

Kain tenun gringsing digunakan dalam setiap ritual keagamaan yang memiliki kekuatan magis untuk menolak bala dan menangkal pengaruh negatif.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com