Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal yang Bisa Ditemukan di Museum Purbakala Sangiran

Kompas.com - 21/11/2021, 15:03 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com – Berkunjung ke museum merupakan salah satu alternatif untuk mengisi liburan agar bermanfaat.

Dengan berkunjung ke museum, maka wisatawan akan menambah wawasan dan pengetahuannya melalui info serta koleksi di sana.

Museum Purbakala Sangiran pun jadi salah satu tempat yang bisa menambah pengetahuan dan wawasan pengunjung.

Baca juga: Museum Sangiran, Melihat Jejak Peninggalan Peradaban Purba

Museum ini menyimpan info dan koleksi seputar kehidupan purbakala, mulai dari jenis tanah hingga fosil.

Saat Kompas.com berkunjung pada Hari Rabu (17/11/2021), hanya dua ruang pameran yang dibuka, yakni ruang 1 dan 3. Ruang 2 belum dibuka selama pandemi karena sirkulasi udara yang kurang baik.

Baca juga: Rute Termudah Menuju Museum Purbakala Sangiran dari Kota Solo

Berikut ini adalah 5 hal yang bisa ditemukan di Museum Sangiran:

1. Lapisan tanah zaman purba

Sebelum masuk ruang pameran, pengunjung akan disuguhkan dengan lapisan tanah yang ada sejak 1,8 juta tahun yang lalu.

Lapisan tanah berusia 1,8 juta tahun di Museum Sangiran.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Lapisan tanah berusia 1,8 juta tahun di Museum Sangiran.

Lapisan tanah itu terbentuk dari aktivitas vulkanik Gunung Lawu Purba. Ini adalah lapisan tanah paling tua di kawasan Sangiran.

2. Informasi perjalanan Sangiran dari laut sampai daratan

Kawasan Sangiran ternyata dulunya merupakan lautan yang perlahan berubah menjadi rawa dan daratan.

Seorang pemandu di Museum Sangiran menjelaskan informasi tertulis seputar asal mula kawasan Sangiran dari lautan menjadi daratan.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Seorang pemandu di Museum Sangiran menjelaskan informasi tertulis seputar asal mula kawasan Sangiran dari lautan menjadi daratan.

Perjalanan Sangiran dari lautan sampai menjadi daratan telah tertulis pada sebuah panel di ruang pameran 1.

3. Fosil hewan dan manusia purba

Museum Sangiran menyimpan jejak kehidupan zaman purba. Mulai dari kerang dan cangkang penyu, sampai manusia purba.

Fosil-fosil dikelompokkan berdasarkan era masing-masing. Misal fosil kerang dan cangkang penyu, mereka dikelompokkan sendiri untuk menunjukkan pada wisatawan bahwa Sangiran dulu pernah menjadi lautan.

Fosil Kerbau Purba di Museum Sangiran.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Fosil Kerbau Purba di Museum Sangiran.

Sementara itu, ada pula fosil kuda nil dan buaya yang menandakan dahulu Sangiran sempat berupa rawa. Ada pula fosil hewan yang sudah punah, seperti gading stegodon atau gajah purba.

Kemudian, fosil manusia purba Homo Erectus menunjukkan bahwa pernah ada peradaban purba di Sangiran.

4. Artefak manusia purba

Selain fosil manusia purba Homo Erectus, ditemukan pula fosil berupa alat-alat yang mereka gunakan untuk bertahan hidup.

Artefak manusia purba dari batu di Museum Sangiran.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Artefak manusia purba dari batu di Museum Sangiran.

Adapun Homo Erectus masih menggunakan peralatan dari batu untuk berburu. Beberapa koleksi artefak purba di Museum Sangiran adalah kapak batu dan bola batu.

5. Patung manusia purba Homo Erectus

Museum Sangiran juga mempunyai koleksi berupa patung manusia purba Homo Erectus. Dengan demikian, pengunjung pun bisa mengetahui wujud manusia purba itu dengan melihat patungnya.

Gambaran kehidupan manusia purba Homo Erectus di Museum Sangiran.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Gambaran kehidupan manusia purba Homo Erectus di Museum Sangiran.

Museum Sangiran juga menempatkan patung-patung itu di tempat yang lengkap dengan lanskap pada zaman itu untuk menggambarkan kehidupan manusia purba.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com