Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Belajar dari Krisis, Saatnya Membangun Resiliensi Sektor Wisata

Kompas.com - 29/11/2021, 16:17 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Membangun resiliensi

Menghadapi itu pengelola destinasi patut membangun resiliensi melalui penerapan manajemen krisis. Resiliensi adalah istilah yang biasa dikenal dalam dunia psikologi terkait dengan kemampuan seseorang untuk bangkit ketika menghadapi kesulitan.

Tidak hanya itu, tetapi juga mampu untuk mengatasi rasa sakit yang kemudian bertransformasi agar tetap bertahan menjalani kehidupan.

Resiliensi destinasi wisata yang tercipta akan mendorong lepas dari krisis. Terdapat empat tahap berurutan yang mesti dijalani melalui model siklus (Lew dkk, 2020), yaitu sistem yang kolaps, reorganisasi, tumbuh dan konsolidasi.

Fase kolaps telah dijalani yang meliputi kebijakan seperti social distancing, lockdown, jam malam, dan penutupan pusat belanja, restoran, kafe, toko dan perbatasan.

Di Indonesia dikenal dengan kebijakan PSBB (pembatasan sosial berskala besar) dengan berbagai versi hingga sekarang menjadi PPKM (pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat).

Baca juga: Tren Pariwisata Indonesia di Tengah Pandemi Berubah, Apa Upaya Parekraf?

Selanjutnya adalah fase reorganisasi yang hingga kini masih berjalan ketika pengelola membangun kembali struktur organisasi dan mengalokasikan kembali sumber daya agar memiliki kemampuan inovasi dan kreatif di masa krisis.

Manakala proses reorganisasi telah mulus dijalankan, fase tumbuh telah menanti. Pengelola destinasi memainkan peran kunci dalam kampanye pemasaran untuk memulai kembali aktivitas pariwisata.

Peran pemerintah untuk menjalin kolaborasi dengan negara lain dalam rangka mendatangkan kembali turis manca negara menjadi keniscayaan.

Fase yang terakhir adalah konsolidasi. Dalam jangka panjang transformasi yang terjadi akan menyiapkan wisatawan yang lebih bertanggung jawab dan berorientasi lingkungan.

Sejumlah peneliti mengungkapkan bahwa organisasi yang menjalankan strategi berwawasan lingkungan akan menjadi lebih kompetitif daripada yang tidak. Isu-isu mengenai lingkungan menjadi aspek yang lebih dipertimbangkan ketika berwisata.

Baca juga: Indonesia Batasi Kedatangan dari 8 Negara Akibat Varian Baru Covid-19

Menciptakan pariwisata yang cerdas membuat industri wisata akan lebih siap ketika menghadapi krisis lain, yang masih sangat mungkin terjadi, di masa mendatang.

Memang, krisis belum berakhir. Namun tidak ada salahnya mengambil pelajaran agar jika terjadi krisis serupa pada masa mendatang, sektor wisata akan lebih cepat tanggap dan bertahan secara tepat.

Dalam dunia yang semakin penuh ketidakpastian, cuma perubahan itu sendiri yang sudah pasti. Membangun resiliensi melalui manajemen krisis menjadi sebuah kepatutan yang tidak bisa ditunda lagi.

Frangky Selamat
Dosen tetap Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Tarumanagara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Usung Konsep Eco Friendly, Hotel Qubika Bakal Beroperasi Jelang HUT Kemerdekaan RI di IKN

Hotel Story
Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Ada Women Half Marathon 2024 di TMII Pekan Ini, Pesertanya dari 14 Negara

Travel Update
5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

5 Tempat Wisata di Tangerang yang Bersejarah, Ada Pintu Air dan Makam

Jalan Jalan
Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Dampak Rupiah Melemah pada Pariwisata Indonesia, Tiket Pesawat Mahal

Travel Update
4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

4 Tempat Wisata di Rumpin Bogor Jawa Barat, Ada Curug dan Taman

Jalan Jalan
Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Rusa Jadi Ancaman di Beberapa Negara Bagian AS, Tewaskan Ratusan Orang

Travel Update
5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

5 Rekomendasi Playground Indoor di Surabaya untuk Isi Liburan Anak

Jalan Jalan
Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Pilot dan Pramugari Ternyata Tidur pada Penerbangan Jarak Jauh

Travel Update
Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Desa Wisata Tabek Patah: Sejarah dan Daya Tarik

Jalan Jalan
Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Komodo Travel Mart Digelar Juni 2024, Ajang Promosi NTT ke Kancah Dunia

Travel Update
Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Tips Pilih Makanan yang Cocok untuk Penerbangan Panjang

Travel Tips
Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Harapan Pariwisata Hijau Indonesia pada Hari Bumi 2024 dan Realisasinya

Travel Update
5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

5 Tips Menulis Tanda Pengenal Koper yang Aman dan Tepat

Travel Tips
Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Turis China Jatuh ke Jurang Kawah Ijen, Sandiaga: Wisatawan agar Dipandu dan Mengikuti Peraturan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com