Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Fakta Menarik Gunung Semeru, Rumah Tertinggi Sepasang Arca Kuno

Kompas.com - 05/12/2021, 19:07 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.comGunung Semeru merupakan salah satu gunung yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Gunung yang meletus pada Sabtu (4/12/2021) pukul 15.00 WIB ini berlokasi di Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur.

Letusannya menyebabkan sebanyak 13 orang meninggal dan 41 orang mengalami luka bakar. Dari 13 orang yang meninggal, baru dua jenazah yang berhasil diidentifikasi.

Di balik bencana alam itu, terdapat sejumlah fakta menarik seputar gunung yang kepopulerannya semakin mencuat karena film "5 CM" ini. Berikut rangkumannya dari berbagai sumber, Minggu (5/12/2021):

Baca juga:

1. Habitat ideal bagi elang Jawa

Kawasan TNBTS secara keseluruhan merupakan habitat yang ideal bagi elang jawa, juga disebut dengan Nisaetus bartelsi, untuk berkembangbiak.

“Berdasarkan kajian habitat, TNBTS merupakan habitat ideal untuk pengembangbiakkan elang Jawa,” ujar Plt Kepala Balai Besar TNBTS Novita Kusuma Wardani, mengutip Kompas.com, Jumat (20/8/2021).

Pada Rabu (18/8/2021), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui TNBTS melepasliarkan seekor elang Jawa dan seekor elang ular bido di kawasan TNBTS.

Lanskap Ranu Kumbolo di Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (20/9/2019). Ranu Kumbolo menjadi sumber mata air bagi pendaki yang akan naik ke puncak Gunung Semeru.KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO Lanskap Ranu Kumbolo di Gunung Semeru, Lumajang, Jawa Timur, Jumat (20/9/2019). Ranu Kumbolo menjadi sumber mata air bagi pendaki yang akan naik ke puncak Gunung Semeru.

2. Punya danau cantik di ketinggian 2.389 mdpl

Salah satu spot yang paling populer di Gunung Semeru adalah Ranu Kumbolo, danau yang terletak di ketinggian 2.389 meter dari permukaan laut (mdpl).

Danau ini dikelilingi perbukitan hijau. Para pendaki yang berkemah di sini dapat menyaksikan pemandangan matahari terbit di antara dua bukit, mengutip Kompas.com, Senin (29/10/2021).

Baca juga:

3. Rumah tertinggi bagi sepasang arca kuno

Gunung Semeru memiliki sebuah situs arkeologi yang menyimpan sepasang arca kuno bernama Arcapada. Salah satu dari sepasang arca ini merupakan perwujudan dari Dewa Siwa dan dikatakan sebagai simbol penolak bala.

Arca kembar ini terletak di sebuah jalur lama yang medannya cukup sulit untuk ditempuh, bahkan dapat menyesatkan para pendaki menurut pemberitaan KompasTV, Senin (27/2/2017).

Lokasi sepasang arca ini ditempatkan berada pada ketinggia 3.002 mdpl. Hal ini membuat Gunung Semeru sebagai rumah tertinggi bagi arca kuno di Pulau Jawa.

Archapada atau sepasang arca yang terletak di Gunung Semeru, Jawa Timur.dok. KompasTV Archapada atau sepasang arca yang terletak di Gunung Semeru, Jawa Timur.

4. Punya kawah yang semburkan asap setiap 30 menit sekali

Gunung tertinggi di Pulau Jawa ini memiliki sebuah puncak bernama Mahameru. Di dekat puncak ini adalah sebuah kawah bernama Jonggring Saloka.

Melansir Kompas.com, Minggu (5/12/2021), kawah Jonggring Saloka kerap menyemburkan asap setiap 30 menit sekali.

5. Tidak dianjurkan mendaki sampai ke puncak

Menurut Kompas.com, Selasa (18/12/2021), pendakian sampai ke puncak Mahameru sebenarnya ilegal karena tidak direkomendasikan pihak TNBTS.

Adapun aturan ini berdasarkan status Waspada Gunung Semeru yang sewaktu-waktu dapat mengeluarkan gas racun ke arah puncak.

Namun untuk informasi lebih lanjut, kamu bisa tanyakan kepada petugas TNBTS sebelum mendaki Gunung Semeru jika situasi dan kondisi sudah memungkinkan.

6. Ada kebun teh peninggalan Belanda

Gunung Semeru memiliki banyak spot indah yang kerap menarik perhatian pendaki, salah satunya adalah Kebun Teh Kertowono.

Kompas.com memberitakan, Minggu (5/12/2021), kebun teh di Desa Gucialit, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang ini merupakan peninggalan Belanda dan sudah ada sejak 1910.

Letusan dari Kawah Jonggring Saloka Gunung Semeru dilihat dari Puncak Mahameru.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Letusan dari Kawah Jonggring Saloka Gunung Semeru dilihat dari Puncak Mahameru.

7. Gunungnya pernah pakai “topi” lho!

Pada Desember 2018, masyarakat sempat dibikin geger oleh penampakan Gunung Semeru yang menggunakan “topi”.

Melansir Kompas.com, Selasa (11/12/2018), topi itu merupakan awan yang disebut sebagai fenomena Altocumulus Lenticular.

Baca juga:

Kepala Sub Bidang Prediksi Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada saat itu yakni Agie Wandala Putra menuturkan, awan terbentuk saat udara bergerak melewati pegunungan.

Alhasil, awan itu mendapat pendinginan yang cukup untuk terjadi kondensasi—fenomena perubahan benda gas atau uap air menjadi benda cair.

Terkait penampakan “gunung bertopi” itu, Agie menjelaskan bahwa fenomena tersebut tidak berbahaya bagi pendaki. Namun, mereka tetap harus waspada karena suhu udara akan menjadi lebih dingin.

Puncak Gunung Semeru saat ditutupi oleh awan Lenticular, Kamis (7/11/2019).Dok. TNBTS Puncak Gunung Semeru saat ditutupi oleh awan Lenticular, Kamis (7/11/2019).

8. Punya kisah legenda yang menarik

Melansir Bobo, Minggu (5/12/2021), Gunung Semeru memiliki sebuah kisah legenda menarik berdasarkan kitab Tantu Pagelaran.

Konon, kitab itu menceritakan sebuah permintaan seorang penguasa bernama Batara Guru kepada para dewa dan raksasa agar Gunung Mahameru di India dipindahkan ke Pulau Jawa.

Sebab, menurut cerita dalam kitab itu, Pulau Jawa tengah terombang-ambing di atas laut. Permintaan Batara Guru agar Gunung Mahameru dipindahkan dari India dimaksudkan untuk menstabilkan Pulau Jawa.

Baca juga:

Namun mengutip Intisari, Minggu (5/12/2021), ada legenda lain tentang Gunung Semeru. Kisah ini bermula saat sebuah pulau dikatakan sedang terombang-ambing di atas laut.

Pada suatu hari, Dewa Siwa mendatangi pulau tersebut dan melihat pohon Jawawut. Alhasil, dia menamai pulau itu sebagai Pulau Jawa.

Para dewa memutuskan untuk memaku pulau yang terombang-ambing itu dengan memindahkan Gunung Mahameru di India.

Puncak Mahameru Gunung Semeru dilihat dari Pos Kalimati.KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA Puncak Mahameru Gunung Semeru dilihat dari Pos Kalimati.

Dewa Wisnu menjelma menjadi seekor kura-kura raksasa untuk menggendong Gunung Mahameru di punggungnya ke Pulau Jawa.

Sementara Dewa Brahma menjelma menjadi seekor ular raksasa yang membelitkan untuk mengikat Gunung Mahameru.

Usai melakukan perjalanan dari India ke Pulau Jawa, para dewa pun berhasil meletakkan Gunung Mahameru.

9. Menyimpan kisah tragis aktivis Soe Hok Gie

Soe Hok Gie merupakan seorang aktivitas dan penulis Indonesia. Dia pernah melakukan perjalanan bersama teman-temannya menuju Gunung Semeru pada 12 Desember 1969.

Baca juga:

Melansir Kompas.com, Minggu (22/9/2021), pendakian ini sangat spesial. Sebab, lima hari lagi Gie akan merayakan ulang tahun ke-27.

Perjalanan dimulai dari Kali Amprong, mengikuti pematang Gunung Ayek Ayek, dan turun ke arah Oro Oro Ombo.

Pemilihan jalurnya tidak biasa karena mereka mengikuti sebuah buku panduan terbitan Belanda tahun 1930.

Namun pendakian spesial ini menyimpan kisah tragis bagi Gie. Dia tidak sengaja menghirup gas beracun karena duduk di Puncak Mahameru.

Gunung Semeru terlihat dari titik pengamatan matahari terbit di kawasan wisata Gunung Bromo di Bukit Mentigen, Desa Ngadisari, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (7/6/2018). Lokasi wisata tersebut menjadi tujuan favorit wisata karena panorama alamnya yang menjadi magnet wisatawan lokal maupun mancanegara.MAULANA MAHARDHIKA Gunung Semeru terlihat dari titik pengamatan matahari terbit di kawasan wisata Gunung Bromo di Bukit Mentigen, Desa Ngadisari, Probolinggo, Jawa Timur, Kamis (7/6/2018). Lokasi wisata tersebut menjadi tujuan favorit wisata karena panorama alamnya yang menjadi magnet wisatawan lokal maupun mancanegara.

Gie meninggal di Gunung Semeru beberapa jam sebelum menginjak usia 27 tahun. Evakuasi jenazahnya memakan proses yang cukup lama sebelum akhirnya disemayamkan di Fakultas Sastra UI Rawamangun.

Awalnya, jenazah Gie dimakamkan di TPU Menteng Pulo, Jakarta sebelum dipindahkan ke TPU Tanah Abang.

Namun pada 1975, pihak keluarga memutuskan untuk mengkremasi jasad Gie. Abunya disebar di Lembah Mandalawangi, Gunung Gede Pangrango, Jawa Barat.

10. Punya sosok legendaris bernama Mak Yem

Gunung Semeru memiliki seorang sosok legendaris bernama Mak Yem. Sayangnya, Mak Yem tutup usia pada 20 Juli 2021.

Mengutip Kompas.com, Selasa (5/8/2021), Humas TNBTS Sarif Hidayat menjelaskan, Mak Yem dianggap sebagai sosok legendaris karena merupakan istri dari Mbah Tumari—sudah meninggal sekitar tiga bulan sebelum Mak Yem.

Adapun Mbah Tumari dikatakan sebagai sosok yang sangat dikenang oleh para pendaki Gunung Semeru. Terlebih bagi para pendaki zaman dulu.

Sebab, Mbah Tumari dan Mak Yem menjadikan rumahnya di jalur pendakian Ranu Pani sebagai tempat singgah sementara untuk para pendaki yang hendak naik atau baru turun. Keduanya juga terkenal sering memberi nasihat dan petuah kepada para pendaki.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com