Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Tempat Paling Kotor dan Penuh Kuman di Bandara

Kompas.com - 07/12/2021, 10:10 WIB
Desi Intan Sari,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

Sumber Huffpost

KOMPAS.com – Bandara adalah tempat di mana banyak orang dari seluruh dunia berkumpul untuk menunggu jadwal penerbangan mereka masing-masing. 

Meski saat pandemi Covid-19 seperti ini penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat, tetap tidak ada yang bisa menjamin orang-orang yang datang ke bandara benar-benar bebas dari kuman dan virus. 

Belum lagi soal masalah kebersihan yang juga diperketat tak membuat semua tempat di bandara menjadi aman bagi pengunjung. 

Baca juga: Bandara Adisutjipto Yogyakarta Kembali Buka Rute Yogyakarta-Bali

Masyarakat yang akan ke bandara dalam waktu dekat ini perlu memperhatikan tempat mana yang paling banyak ditinggali kuman, dilansir oleh Kompas.com dari Huffpost, Senin (6/12/2021). 

1. Sandaran tangan kursi 

Bagian tangan sandaran kursi di bandara adalah tempat yang sering dipegang seseorang saat duduk. Jadi, tentunya bakal ada banyak kuman yang menempel. 

Banyaknya kursi juga membuat kebersihannya tak terjamin, apalagi jika tidak dibersihkan secara rutin oleh petugas. 

Baca juga: Rute The Beach Love Bali dari Bandara Ngurah Rai

Menurut sebuah studi pada 2018 dari InsuranceQuotes.com, diketahui bahwa sandaran tangan kursi adalah tempat paling kotor di bandara

Ilustarasi kursi bandara DOK. ShutterstockShutterstock Ilustarasi kursi bandara DOK. Shutterstock

Pasar asuransi online itu menganalisis sampel dari permukaan sandaran tangan kursi di tiga bandara utama Amerika Serikat (AS), dan didapati ada 21.630 CFU (satuan pembentuk koloni) bakteri dan jamur setiap inci perseginya. 

2. Pegangan tangan

Pegangan tangan yang ada di bandara, seperti eskalator dan tangga juga dipenuhi oleh bakteri. 

Namun, meski menjadi sumber dari tempat bernaungnya bakteri, bukan berarti pegangan itu tidak boleh disentuh sama sekali. Tidak apa-apa memegangnya agar tidak jatuh saat berjalan. 

ilustrasi eskalator bandara DOK. ShutterstockShutterstock ilustrasi eskalator bandara DOK. Shutterstock

Akan tetapi, selalu bersihkan tangan setelah memegangnya dengan sabun atau hand sanitizer agar bebas dari kuman. 

Baca juga: Bandara Juanda di Sidoarjo Tak Terdampak Letusan Gunung Semeru

3. Layar sentuh

Layar sentuh dari fasilitas umum di stasiun dan bandara, seperti monitor check-in dan monitor swalayan kerap kali disentuh orang.

Fasilitas tevisi layar sentuh 12 inch di sleeper train, Selasa (12/6/2018).KOMPAS.com/SILVITA AGMASARI Fasilitas tevisi layar sentuh 12 inch di sleeper train, Selasa (12/6/2018).

Bahkan dari studi InsuranceQuotes.com, terungkap bahwa satu monitor di swalayan bisa ditemukan lebih dari 1 juta kuman atau sekitar 253.857 CFU per inci persegi. 

Baca juga: Erupsi Gunung Semeru Tak Pengaruhi Bandara Malang

Jumlahnya memang akan berbeda antara jenis layar dan lokasi dari bandaranya, tetapi tetap saja ada banyak bakteri yang tinggal di sana. 

4. Tempat sampah khusus bandara

Para peneliti dari University of Nottingham dan Institut Kesehatan serta Kesejahteraan Finlandia pada 2018 meneliti mengenai virus di bandara.

Ilustrasi tempat sampah, membuang sampah. FREEPIK/BEDNEYIMAGES Ilustrasi tempat sampah, membuang sampah.

Mereka mengumpulkan sampel permukaan dan udara di sekitar Bandara Helsinki dan menemukan bahwa nampan serta tempat sampah plastik di area tersebut memiliki risiko yang tinggi dari paparan virus dan kuman penyakit. 

Empat dari delapan sampel tempat sampah plastik mengandung rhinovirus atau adenovirus, yang dapat menyebabkan gejala seperti pilek.

Baca juga: Penerbangan ke Bandara Sultan Malikussaleh Aceh Utara Mulai Normal

5. Keran minuman 

Layanan perhitungan perjalanan, Travel Math pada 2015 mengirimkan ahli mikrobiologi ke lima bandara serta mengumpulkan sampel ke laboratorium untuk pengujian bakteri. 

Berdasarkan penelitian tersebut, ditemukan bahwa tombol yang ada di keran minuman mengandung rata-rata 1.240 CFU per inci persegi. 

Sedangkan dari hasil studi InsuranceQuotes.com mendeteksi rata-rata ada 19.181 CFU pada tombol air mancur. Meski ada perbedaan tergantung dari lokasinya, tetap saja jumlah bakteri yang ada membahayakan kesehatan tubuh manusia. 

Baca juga: DAMRI Buka Rute Baru di NTT, Layani Trayek Bandara El Tari-Motaain PP

6. Permukaan kamar mandi

Toilet memang sarang dari bakteri selama ini, termasuk juga kamar mandi yang ada di kawasan bandara. 

Walaupun dibersihkan secara teratur, kamar mandi di bandara adalah tempat yang paling sering digunakan mengingat banyaknya pengunjung dari belahan dunia yang datang. 

Ilustrasi kloset, toilet kamar mandi.SHUTTERSTOCK.NEW AFRICA Ilustrasi kloset, toilet kamar mandi.

Gagang pintu, keran wastafel, dan panel di pintu keluar sering kali dinyatakan positif mengandung mikroba penyebab penyakit dalam jumlah besar.

Baca juga: Panduan Check-in Penerbangan Domestik di Bandara Soekarno-Hatta Saat Pandemi

Maka dari itu, jangan lewatkan langkah mencuci tangan dengan sabun setelah menggunakan toilet bandara. Pastikan tangan sudah bersih saat akan makan atau menyentuh bagian wajah. 

7. Kerumunan orang

Perlu diingat selain sejumlah tempat tertentu yang telah disebutkan, adanya kerumunan di bandara juga menjadi sarang bakteri berbahaya. 

Coba untuk menghindari area yang ramai dari banyak orang demi melindungi diri dari penyakit yang tidak diinginkan. 

Baca juga: Bandara Soekarno-Hatta Jadi Bandara Paling Aman Se-Asia Tenggara

Bawa tisu disinfektan untuk membersihkan barang-barang setelah digunakan, selalu pakai masker saat berada dekat dengan banyak orang, dan cuci tangan dengan sabun.

Lalu, jaga juga pola makan dan tidur agar daya tahan tubuh tetap baik di segala kondisi, itu semua harus konsisten dilakukan agar badan terlindungi. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Huffpost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com