Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Desa Wisata Sekitar Semeru Terdampak Erupsi, Ini Bantuan Kemenparekraf

Kompas.com - 07/12/2021, 15:03 WIB
Nabilla Ramadhian,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Sebanyak 12 desa wisata di sekitar Gunung Semeru, Jawa Timur terdampak oleh letusannya pada Sabtu (4/12/2021).

Hal ini disampaikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing di Gedung Sapta Pesona, Jakarta, Senin (6/12/2021).

“Desa wisata ada 12 yang saya hitung di sekitar Semeru (yang terdampak). (Salah satunya) Desa Wisata Ranu Pani. Walau ada dampak, tapi kami doakan agar segera pulih,” ungkap dia.

Adapun Desa Wisata Ranu Pani berada dalam kondisi aman. Hanya saja, salah satu tempat wisata di Kabupaten Lumajang itu terdampak debu vulkanik, mesti tipis dengan intensitas ringan.

Baca juga:

Sementara desa lainnya yang terkena debu vulkanik tipis ringan adalah Desa Wisata Senduro dan Desa Wisata Sitisundari.

Untuk desa yang terdampak secara infrastruktur, terdapat Desa Wisata Hutan Bambu, Desa Wisata Tirto Sari View, Desa Wisata Gunung Wayang, dan Desa Wisata Pronojiwo.

“Yang ada korban bencana itu Desa Wisata Sumbermujur, Desa Wisata Penanggal, Desa Wisata Sumberwuluh, Desa Wisata Supiturang, dan Desa Wisata Oro Oro Ombo,” tutur Sandiaga.

“Ini yang sedang kami identifikasi, dan kita harapkan dukungan dari semua pihak agar kita bisa menyalurkan bantuan yang tepat sasaran dan segera bisa diimplementasikan,” imbuhnya.

Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar terlihat dari Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meminta warga di sekitar kawasan Gunung Semeru tetap waspada karena potensi erupsi Gunung Semeru masih bisa terus terjadi.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Gunung Semeru mengeluarkan lava pijar terlihat dari Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12/2021). Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi meminta warga di sekitar kawasan Gunung Semeru tetap waspada karena potensi erupsi Gunung Semeru masih bisa terus terjadi.

Saat ini, pihaknya memiliki Kebijakan Manajemen Krisis Parekraf yang diimplementasikan melalui koordinasi dengan berbagai pihak terkait. Salah satunya adalah Pokdarwis Kabupaten Lumajang.

Bantuan Manajemen Krisis Parekraf

Sandiaga mengungkapkan bahwa Kebijakan Manajemen Krisis Parekraf untuk membantu desa-desa wisata yang terdampak erupsi Gunung Semeru memilki beberapa fase.

Fase pertama adalah Fase Tanggap Darurat. Dalam fase ini, pihaknya dan para stakeholder terkait tengah menghimpun data dan informasi terkait kondisi pasca-erupsi Gunung Semeru.

Selanjutnya, Manajemen Krisis Parekraf juga melakukan pemantauan dan berkunjung langsung ke lokasi yang terdampak untuk menghitung potensi kerugian.

Misalnya apakah ada atraksi, aksesibilitas, amenitas, dan infrastruktur lain dari desa-desa wisata itu yang terdampak Gunung Semeru.

Baca juga:

Fase kedua yang juga sedang dikerjakan adalah pengkajian terhadap lokasi, kerusakan, kerugian, dan sumber daya yang ada di masing-masing desa wisata.

“Sedang dilakukan upaya pemenuhan kebutuhan dasar, seperti pendirian dapur umum, penyediaan toilet umum portabel, serta mengkoordinasikan donasi dan bantuan melalui gerakan bersama Geber Parekraf Peduli,” ujar Sandiaga.

Tidak hanya itu, pihaknya juga akan membantu penanganan stres dan trauma yang dialami para penduduk desa wisata.

Berdasarkan data dari BPBD Kabupaten Lumajang per 5 Desember 2021 pukul 22.29 WIB yang dipaparkan Sandiaga, tercatat ada 14 jenazah yang sudah teridentifikasi. Sementara 69 korban lainnya mengalami luka-luka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com