Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/12/2021, 18:05 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Melukat merupakan salah satu tradisi umat Hindu di Bali. Makna melukat adalah pembersihan jiwa dari hal negatif.

Melukat sendiri berasal dari kata sulukat. "Su" artinya baik dan “lukat” yang berarti “penyucian”.

“Upacara ini merupakan ritual menyucikan atau membersihkan diri dengan air suci untuk memperoleh kebaikan, dan menjauhkan dari unsur-unsur negatif. Seperti mimpi buruk, penyakit, rasa resah, macam-macam,” papar Guru Besar Ilmu Pariwisata Universitas Udayana Profesor I Gde Pitana, melalui Kompas.com, Rabu (15/12/2021).

Menurut Pitana, air suci ini bisa ditemukan di berbagai tempat baik alam maupun buatan. Mulai dari pura, sungai, laut, mata air, pancuran, hingga air yang dibuat oleh pendeta Hindu di rumahnya.

Baca juga: Kemenparekraf Optimistis Kunjungan Turis Asing ke Bali Membaik pada 2022

Melukat sebagai wisata spiritual

Pitana menjelaskan, Melukat dapat dilihat dari dua sisi. Pertama adalah kegiatan religi bagi umat Hindu, dan kedua merupakan wisata spiritual yang bisa dilakukan oleh siapa saja.

Khusus untuk sisi kedua, lanjutnya, ritual Melukat semakin dikenal belakangan ini salah satunya karena tren wisata spiritual di kalangan wisatawan Nusantara maupun mancanegara.

Pendeta bergelar Ida Pandita Mpu Jaya Brahmananda ini juga menyampaikan, ada suatu tren bernama Off the Beaten Track. 

Tempat melukat di Pura Tirta Empul Hindu , BaliShutterstock/Adi Dharmawan Tempat melukat di Pura Tirta Empul Hindu , Bali

Off the Beaten Track Tourism ini artinya keluar dari jalur utama atau kebanyakan. Jadi tidak lagi ramai-ramai ke Pantai Kuta atau nonton (tari) Kecak, tapi mencari alternatif wisata yang berbeda. Misalnya mendaki, ke air terjun, dan sebagainya, termasuk melukat,” jelas dia.

Dengan kreativitas warga Bali, tren baru pariwisata ini digabungkan dengan tradisi asli Bali sehingga wisata ritual Melukat terbentuk.

Baca juga: 10 Tempat Wisata Pantai Tersembunyi di Bali, Indah dan Sepi

Menurutnya, sebenarnya tidak hanya melukat, namun lebih kepada wisata spiritual yang ditawarkan oleh pariwisata di Pulau Dewata.

Tak hanya membersihkan diri dengan air suci, tetapi juga bagian dari perjalanan ke beberapa tempat keramat atau unik.

Ia menambahkan, tren wisata ritual melukat ini sendiri telah populer di kalangan wisatawan sejak lima tahun terakhir.

Selain beberapa mata air di alam yang dijadikan tempat melukat bagi wisatawan, ada juga sebagian wisatawan yang langsung mendatangi beberapa pendeta di rumah mereka.

Alasannya untuk minta dilukat dengan air suci dan mantra khusus.

Baca juga: Hari Raya Nyepi, Apakah Semua Umat Hindu di Dunia Merayakannya?

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Liburan ke Namibia Afrika, Kini Bisa Ajukan Visa Turis Secara Online

Liburan ke Namibia Afrika, Kini Bisa Ajukan Visa Turis Secara Online

Travel Update
Wisata Sawah Sumber Gempong Mojokerto, Ada Mata Air Tak Pernah Kering 

Wisata Sawah Sumber Gempong Mojokerto, Ada Mata Air Tak Pernah Kering 

Jalan Jalan
Geopark Kaldera Toba Dapat Kartu Kuning UNESCO, Pemerintah Kejar Perbaikan

Geopark Kaldera Toba Dapat Kartu Kuning UNESCO, Pemerintah Kejar Perbaikan

Travel Update
Malaysia Airlines Terbang ke Kertajati Mulai 30 Oktober 2023

Malaysia Airlines Terbang ke Kertajati Mulai 30 Oktober 2023

Travel Update
Komodo Pulang Kampung, Wujud Pelestarian Ikon Pariwisata Labuan Bajo

Komodo Pulang Kampung, Wujud Pelestarian Ikon Pariwisata Labuan Bajo

Travel Update
6,31 Juta Jumlah Wisman per Juli, Kemenparekraf Optimistis Target 2023 Tercapai

6,31 Juta Jumlah Wisman per Juli, Kemenparekraf Optimistis Target 2023 Tercapai

Hotel Story
Puncak Tertinggi di Arab Saudi Akan Jadi Tempat Wisata Baru

Puncak Tertinggi di Arab Saudi Akan Jadi Tempat Wisata Baru

Travel Update
Tiket Pesawat Mahal Jadi Hambatan Turis Asal China ke Indonesia

Tiket Pesawat Mahal Jadi Hambatan Turis Asal China ke Indonesia

Travel Update
PHRI Akan Luncurkan Aplikasi Pesan Hotel Online, Diklaim Lebih Murah

PHRI Akan Luncurkan Aplikasi Pesan Hotel Online, Diklaim Lebih Murah

Travel Update
6 Tips ke Lapangan Banteng, Bawa Bekal dan Datang Sore

6 Tips ke Lapangan Banteng, Bawa Bekal dan Datang Sore

Hotel Story
Hati-hati Pakai Headphone di Pesawat, Ini Alasannya

Hati-hati Pakai Headphone di Pesawat, Ini Alasannya

Jalan Jalan
Desa di Bangka Tengah Ini Gelar Event Budaya Jelang Mulid Nabi Muhammad, Ada Kirab 1.000 Telur

Desa di Bangka Tengah Ini Gelar Event Budaya Jelang Mulid Nabi Muhammad, Ada Kirab 1.000 Telur

Travel Update
Kawasan Gunung Bromo Akan Direboisasi pada 2024

Kawasan Gunung Bromo Akan Direboisasi pada 2024

Travel Update
Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya Ditutup sampai 1 Oktober

Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya Ditutup sampai 1 Oktober

Travel Update
Jelang MotoGP Mandalika 2023, Jumlah Hotel di Mandalika Masih Kurang

Jelang MotoGP Mandalika 2023, Jumlah Hotel di Mandalika Masih Kurang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com