Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Candi Risan di Gunungkidul, Arcanya Pernah Dicuri dan Dibawa sampai Singapura

Kompas.com - 17/12/2021, 09:12 WIB
Markus Yuwono,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

YOGYAKARTA,KOMPAS.com - Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), ternyata juga memiliki situs sejarah berupa candi.

Candi Risan adalah situs sejarah itu yang lokasinya berada di Kelurahan Candirejo, Kapanewon atau Kecamatan Semin.

Dari Kota Yogyakarta apabila hendak ke Candi Risan, pengunjung harus melalui Provinsi Jawa Tengah, yakni Kabupaten Klaten dan Sukoharjo, lalu ke arah Semin. Setelah gapura pintu masuk Gunungkidul, ada petunjuk arah ke kiri dan terdapat gapura cukup megah.

Candi Risan terletak di sekitar permukiman warga. Bentuknya tidak utuh seperti Borobudur atau Prambanan. Namun, masih terlihat tumpukan batu dan anak tangga yang dulu diperkirakan bekas muka candi.

"Untuk pengunjung tidak begitu ramai. Sebulan, ditotal 100 sampai 200 orang. Ada dari kalangan pelajar hingga wisatawan mancanegara. Banyak dari Solo yang berdoa di sini juga, sampai malam," kata tokoh masyarakat bernama Joko Hariyono (62), Kamis (16/12/2021).

Seputar Candi Risan Gunungkidul

Candi Risan terdiri dari dua bangunan yang berderet dari utara ke selatan dengan arah ke barat. Hal ini dindikasikan dengan adanya penemuan trap tangga naik menuju candi.

Diperkirakan Candi Risan merupakan salah satu cagar budaya masa lalu yang berasal dari abad IX-X Masehi.

Baca juga: Gunungkidul Targetkan 147.000 Turis Selama Nataru

Dari papan informasi, diketahui Candi Risan berada di  ketinggian 136 meter di atas permukaan air laut (mdpl) dengan luas area candi 2.000 meter persegi.

Sisi utara candi masih cukup terlihat dengan tumpukan bagian kaki dan bagian tubuh candi saja. Sementara bagian atap candi sudah mengalami kerusakan parah. Tumpukan batu diletakkan di sekitar candi.

Candi utara berukuran 13 x 13 meter dan mempunyai penampil pada bagian-bagian sudut. Sedangkan candi selatan polos, hanya berdenah persegi berukuran 11,5 x 11,5 meter.

Baca juga: Gunungkidul Pantau Wisatawan Saat Malam Tahun Baru, Pastikan Tak Ada Kerumunan

"Yang bagian selatan itu pernah dilakukan penggalian oleh arkeolog, tetapi saya lupa tahun berapa," ucap Joko.

Arca di Candi Risan yang sempat hilang

Adapun Candi Risan memiliki corak Budha yang diketahui dari penemuan arca Budha Avalokitesvara.

Arca itu sempat hilang tahun 1982 yang akhirnya ditemukan di Singapura dan sudah dikembalikan ke Indonesia. Kini, arca disimpan di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) DIY.

Candi Risan, Kapanewon Semin, Gunungkidul Kamis (16/12/2021)KOMPAS.COM/MARKUS YUWONO Candi Risan, Kapanewon Semin, Gunungkidul Kamis (16/12/2021)

Candi Risan terbuat dari batu putih, sehingga mudah rusak. Kerusakan juga disebabkan oleh faktor usia dan cuaca. Candi ini secara keseluruhan sudah teraduk, terutama di bagian bawah, sehingga bentuk asli sudah tidak terlihat.

Batu-batu candi telah rusak karena panas dan hujan. Kondisi tanah pun mudah longsor, sehingga menjadikan batu-batu candi berserakan.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Gunungkidul Agus Mantara mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan ahli cagar budaya yang ditugaskan Gubernur DIY Sri Sultan HB X untuk pemugaran candi.

Baca juga: Wisata Pantai Watunene Gunungkidul yang Indah dan Masih Sepi

Pihaknya akan melakukan kajian dan penataan ulang atau pemugaran agar candi menyerupai bentuk semula.

"Diharapkan cagar budaya kelak membawa manfaat ekonomi bagi warga sekitar, misalnya menjadi wisata edukasi," kata Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com