Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Banyuwangi yang Peringati Hari Jadi ke-250 Tahun

Kompas.com - 18/12/2021, 15:43 WIB
Anggara Wikan Prasetya

Penulis

KOMPAS.com – Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur memperingati hari jadinya yang ke-250 tahun pada Sabtu (18/12/2021).

Adapun Banyuwangi adalah salah satu kabupaten paling timur di Pulau Jawa yang sering digunakan masyarakat untuk menyeberang ke Pulau Bali melalui Pelabuhan Ketapang.

Banyuwangi pun menyimpan banyak tempat wisata, seperti Kawah Ijen, Pantai Boom, dan De Jawatan.

Baca juga: Jalan-jalan di Banyuwangi Kini Bisa Pakai Angkutan Gratis

Namun, ada satu legenda yang diyakini menjadi latar belakang nama Banyuwangi. Berikut legenda Banyuwangi dikutip dari situs web resmi Pemkab Banyuwangi:

Legenda asal-usul Banyuwangi

Dikisahkan pada zaman dahulu, kawasan timur Pulau Jawa dipimpin seorang raja bernama Prabu Sulahkromo.

Ia memiliki seorang patih yang setia bernama Sidopekso. Sang patih konon memiliki istri yang berwajah cantik Bernama Sri Tanjung.

Kecantikan dan kebaikan Sri Tanjung pun membuat Prabu Sulahkromo jatuh hati. Ia pun berniat menyingkirkan Patih Sidopekso dengan memberikannya tugas yang tidak mungkin dilaksanakan oleh manusia biasa.

Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur DOK. Shutterstock/MumemoriesShutterstock/Mumemories Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur DOK. Shutterstock/Mumemories

Patih Sidopekso yang setia pun tanpa curiga langsung berangkat untuk melaksanakan perintah raja. 

Sepeninggal sang patih, Prabu Sulahkromo pun langsung menjalankan aksinya untuk merayu Sri Tanjung agar mau menjadi istrinya.

Namun Sri Tanjung tetap setia kepada suaminya, yakni Patih Sidopekso. Hal itu membuat Prabu Sulahkromo marah.

Baca juga: Jadwal Terbaru Bus Mila Rute Banyuwangi-Yogyakarta

Patih Sidopekso kembali dari tugasnya dan menghadap raja. Saat itu, Prabu Sulahkromo pun mengatakan bahwa sepeninggal sang patih, Sri Tanjung merayu dan berbuat serong dengan raja.

Hal itu membuat Patih Sidopekso naik pitam dan langsung menemui istrinya. Jawaban jujur Sri Tanjung tetap tidak bisa membuat percaya suaminya.

Bahkan, Patih Sidopekso mengancam akan membunuh Sri Tanjung dengan menceburkannya ke tepi sungai yang keruh.

Tempat wisata De Djawatan, Banyuwangi, Jawa Timur yang dikunjungi Ketua DPR Puan Maharani, Selasa (2/3/2021).Dokumentasi tim Puan Maharani Tempat wisata De Djawatan, Banyuwangi, Jawa Timur yang dikunjungi Ketua DPR Puan Maharani, Selasa (2/3/2021).

Guna membuktikan kesetiaannya, Sri Tanjung rela diceburkan ke sungai itu. Namun, ia berkata bahwa apabila setelah diceburkan air sungai menjadi berbau busuk, maka ia telah berbuat serong.

Namun sebaliknya. Apabila setelah diceburkan sungai menjadi bersih dan berbau harum, maka ia tidak bersalah.

Akhirnya, Sri Tanjung pun diceburkan ke sungai itu. Setelah diceburkan, air sungai yang keruh berubah menjadi jernih seperti kaca dan berbau wangi.

Baca juga: Sandiaga Sebut Desa Tamansari di Banyuwangi Bisa Jadi Wisata Kelas Dunia

Sungai yang mengeluarka bau wangi itudiyakini menjadi cikal bakal nama Banyuwangi. Banyu berarti air dan wangi berarti harum.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com