Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Potensi Wisata Kapal Karam di Indonesia, dari Mandeh hingga Tidore

Kompas.com - 19/12/2021, 10:44 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

KOMPAS.com - Pemerintah terus mengembangkan wisata bahari di beberapa lokasi di Indonesia, termasuk salah satunya wisata selam kapal karam.

Saat ini, Indonesia sudah memiliki beberapa lokasi wisata selam kapal karam yang cukup populer, salah satunya adalah di Desa Tulamben, Kabupaten Karangasem, Bali.

Pesona bawah laut Tulamben menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang mencari tempat diving atau menyelam.

Direktur Jasa Kelautan, Direktorat Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Miftahul Huda menyebutkan, sebelum pandemi Covid-19, wisatawan yang datang ke Tulamben bisa mencapai lebih dari 2.000 orang per bulan.

"Tulamben, Karangasem sebelum ada pandemi, wisatawannya satu bulan bisa sampai 2.000-3.000 orang," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung Mina Bahari 4 KKP, Jakarta Pusat, Jumat (17/12/2021).

Baca juga:

Penyelam menikmati ekosistem bawah laut di bangkai kapal perang USS Liberty yang karam dihantam torpedo Jepang di perairan Tulamben, Karangasem, Bali, Sabtu (5/10/2013).  KOMPAS/ICHWAN SUSANTO Penyelam menikmati ekosistem bawah laut di bangkai kapal perang USS Liberty yang karam dihantam torpedo Jepang di perairan Tulamben, Karangasem, Bali, Sabtu (5/10/2013).
Ia menambahkan, Selain Tulamben, saat ini sedang dikembangkan wisata bahari serupa di 48 lokasi lainnya di Indonesia yang tersebar dari Aceh hingga Papua.

Di luar 29 lokasi Benda Muatan Kapal Tenggelam (BMKT), sudah 17 lokasi yang diintervensi oleh KKP.

Pada 2022, rencananya KKP akan melakukan intevensi untuk potensi wisata kapal tenggelam di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan dan Tidore, Maluku Utara

Dua lokasi tersebut menjadi prioritas karena kapal yang tenggelam masih bisa dikelola dan kelompok masyarakat setempat memiliki kepedulian untuk mengelolanya.

"Daripada nanti dia rusak atau hilang. Kelompok masyarakat memang concern ke sana. Kalau sudah rusak, susah juga," ucapnya.

Contoh lokasi lainnya yang memiliki potensi wisata kapal karam untuk dikembangkan adalah di Mandeh, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat, di mana terdapat Kapal MV Boeloengan yang terdampar pada sekitar tahun 1946.

"(MV Boeloengan) kapal dagang Belanda yang kemudian kena bom dari pesawatnya Jepang dan itu jadi atraksi wisata," tambahnya.

Sementara lokasi potensi wisata kapal karam yang cukup dekat dari ibu kota adalah di Tengkolak, Kabupaten Karawang dan Selat Banten.

Di Selat Banten, misalnya, terdapat kapal HMAS Perth. Menurut pemberitaan Kompas.com, (01/03/2017), kapal milik Australia tersebut ditenggelamkan oleh Jepang di selat antara Pulau Jawa dan Sumatera pada 1 Maret 1942.

Menurut Huda, titik tenggelamnya HMAS Perth tersebut telah ditetapkan sebagai kawasan konservasi.

Baca juga:

Pengembangan atraksi wisata kapal tenggelam

Bangkai kapal kargo yang oleh penduduk Pulau Sebira disebur Kapal Guar, bersemayam di kedalaman 21 meter di perairan Pulau Sebira, Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (7/9/2015). Terdapat sejumlah kapal karam lainnya yang bersemayam di perairan Pulau Sebira yang terkenal sebagai pulau Jaga Utara.KOMPAS/LASTI KURNIA Bangkai kapal kargo yang oleh penduduk Pulau Sebira disebur Kapal Guar, bersemayam di kedalaman 21 meter di perairan Pulau Sebira, Kepulauan Seribu, Jakarta, Senin (7/9/2015). Terdapat sejumlah kapal karam lainnya yang bersemayam di perairan Pulau Sebira yang terkenal sebagai pulau Jaga Utara.

Pengembangan wisata selam kapal karam akan berkolaborasi dengan kelompok masyarakat sehingga mendatangkan keuntungan ekonomi untuk masyarakat sekitar.

Di Mandeh, misalnya, pemerintah akan membantu memberikan pendampingan pada masyarakat setempat tentang bagaimana menjadi pengelola wisata yang baik serta menyiapkan sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk wisatawan menyelam.

Pemerintah juga memberikan pelatihan terkait, misalnya pelatihan sebagai dive master agar masyarakat setempat nantinya bisa mengajak dan menemani wisatawan menyelam di lokasi-lokasi wisata kapal tenggelam tersebut.

"Ini menggerakkan ekonomi masyarakat. Karena nanti selain tiket masuk, mereka (wisatawan) juga akan sewa kapal, fasilitas makan, sewa alat selam, dan sebagainya."

"Beberapa tempat bahkan sudah membuat guest house," tutur Huda.

Namun, tak semua lokasi kapal tenggelam bisa dijadikan atraksi wisata. Beberapa lokasi kapal karam ditetapkan sebagai kawasan konservasi maritim sebagai bentuk perlindungan terhadap kapal tersebut.

"Kalau ekosistemnya masih bagus, masih bisa kita jelajahi kapalnya, maka atraksi wisata adalah pilihannya."

"Jadi kalau masih menemukan kapalnya (tenggelam di perairan) dangkal dan daripada hilang, kita tetapkan jadi atraksi wisata. Biar masyarakat juga dapat keuntungannya," sambung Huda.

Baca juga:

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Wahana dan Kolam Renang di Kampoeng Kaliboto Waterboom Karanganyar

Jalan Jalan
Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Gunung Ruang Meletus, AirAsia Batalkan Penerbangan ke Kota Kinabalu

Travel Update
Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com