Kulit yang sudah siap, selanjutnya dibentuk wayang. Gambar wayang dari kertas akan diletakkan di bawah kulit yang agak transparan, kemudian perajin wayang akan menatah kulit agar berbentuk seperti karakter wayang yang diinginkan.
Pemandu wisata yang menyertai rombongan bernama Sukadi mengatakan bahwa proses pembuatan wayang dari kulit mentah sampai jadi bisa memakan waktu satu bulan.
Baca juga: Boneka Sigale-gale di Museum Wayang, Konon Bisa Bergerak Sendiri
“Tergantung cuaca juga. Kalau di bagian pengerokan cuaca hujan terus, ya bisa makin lama jadinya,” kata dia.
Proses pewarnaan wayang juga menentukan tokoh wayang. Tokoh protagonis, seperti satria biasanya memiliki muka berwarna hitam dan mata yang berbentuk seperti padi.
Selanjutnya tokoh antagonis wayang, seperti raksasa biasanya memiliki muka berwarna merah dan mata yang melotot.
Di pemberhentian terakhir, rombongan diajak untuk belajar memanah atau jemparingan. Telah disediakan busur dan anak panah dari pengelola.
Rombongan kemudian ditantang untuk membidik target yang tentunya tidak mudah bagi pemula.
Spot jemparingan atau memanah itu biasanya buka saat akhir pekan atau Hari Sabtu dan Minggu saat tidak hujan.
Baca juga: Mencoba Jemparingan di Lembang, Tradisi Memanah dari Zaman Kerajaan
Apabila tertarik untuk berkunjung dan belajar di Desa Wisata Wayang, maka bisa menghubungi ketua pengelola di 081229785470 atau datang langsung ke Pusat Informasi Wisata Desa Wayang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.