Meski angka okupansi hotel naik, namun industri pariwisata di Yogyakarta sebetulnya masih dalam proses pemulihan setelah hampir dua tahun dihantam pandemi.
Menurut Deddy, pada Mei 2020, misalnya, ada sekitar 100 restoran kecil dan hotel non bintang yang tutup sementara.
“Hampir dua tahun industri pariwisata dihantam pandemi. Mei 2020, ada sekitar 100 restoran kecil dan hotel non bintang yang tutup sementara, tambah lagi 72 tutup permanen."
"Beberapa bulan terakhir ini baru okupansi meningkat tajam, tapi belum benar-benar membaik,” ungkapnya.
Deddy menambahkan, bagi sebagian hotel atau restoran kecil kenaikan dalam beberapa bulan terakhir ini masih banyak digunakan untuk membayar pajak, pengurusan izin, sertifikat kelayakan, dan operasional lainnya yang membutuhkan biaya besar.
Sebelumnya, seperti dikutip Kompas.com (23/11/2021), Deddy menyebutkan bahwa jumlah karyawan yang dipekerjakan kembali belum banyak meningkat.
Saat itu, baru sekitar 30 persen pegawai hotel mulai dipekerjakan kembal setelah hampir dua tahun terdampak pandemi Covid-19.
"Pegawai yang dirumahkan sudah mulai ditarik kembali tapi belum semuanya karena kondisi belum baik-baik saja, masih melihat situasi dan kondisi," ucap Deddy.
Deddy berharap, okupansi hotel bisa mencapai angka 90 persen sampai momen sebelum Natal dan akhir tahun.
Menurutnya hal ini perlu didukung dengan komitmen pemerintah untuk tidak mengubah kembali kebijakan secara mendadak sebelum tanggal tersebut. Sebab, perubahan ini bisa berdampak pada pembatalan reservasi, seperti tahun sebelumnya.
Baca juga:
Untuk kembali memulihkan industri pariwisata, Leno Christiannaldo menilai perlu ada kerja sama yang baik antara pemerintah, industri pariwisata, dan para pengunjung. Terutama dalam hal disiplin menerapkan protokol kesehatan.
“Kami harap tamu bisa sadar prokes, cek kesehatan rutin dan jika tidak enak badan harus segera action. Kami dari pengelola hotel juga menjaga dengan swab antigen rutin serta menerapkan aturan,” lanjut dia.
Tak hanya menjaga protokol kesehatan di sekitar lingkungan hotel, diharapkan penerapannya juga disiplin di tempat-tempat wisata, terutama tempat yang sedang viral dan ramai dikunjungi wisatawan.
Hal ini harus dilakukan agar tidak terjadi kelonjakan, sehingga tingkat industri pariwisata DIY bisa semakin membaik.
Baca juga: