KOMPAS.com – Gereja Santa Maria De Fatima di Glodok, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, memiliki arsitektur yang kaya akan nuansa budaya Tionghoa.
Jika dilihat sepintas, bangunannya terlihat seperti kelenteng, tempat ibadah bagi umat Konghucu.
Baca juga: 12 Gereja Tertua di Indonesia, Bisa Dikunjungi Saat Libur Natal
Warna bangunnya didominasi merah dan emas. Di bagian depan pintu masuk terdapat dua patung singa yang melambangkan kemegahan, sekaligus membuat nuansa budaya China semakin terasa.
“Patung Yesus yang dipajang di gereja juga disesuaikan, matanya terlihat sipit,” jelas pemandu Tur Jelajah Gereja Kuno, Ira, Sabtu (25/12/2021).
Nuansa budaya China yang kental terlihat di bagian dalamnya, mulai kayu yang diukir, bagian mimbar, dan juga dekorasinya.
Melansir Kompas.com, Senin (23/12/2019), gereja ini mempertahankan gaya bangunan khas Fukien atau Tiongkok Selatan.
Baca juga:
Gereja Santa Maria De Fatima
Berdirinya gereja ini bermula dari tugas pelayanan dan perawatan dari Vikaris Apostolik Jakarta, Mgr. Andrianus Djajasepoetra SJ kepada Pater Wilhelmus Krause Van Eeden SJ.
Pada awalnya, tujuan gereja ini didirkan adalah sebagai sekolah dan asrama bagi orang-orang Hoakiau atau perantau dari China yang ada di Glodok.
Baca juga:
Pada tahun 1953, tanah seluas satu hektar ini dibeli untuk dijadikan kompleks gereja dan sekolah dari seorang lurah keturunan Tionghoa pada zaman penjajahan Belanda.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.