KOMPAS.com – Gereja Tugu yang terletak di Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara, merupakan peninggalan zaman kolonial Belanda yang hingga saat ini masih bertahan.
Jika dari Monumen Nasional (Monas) di Jakarta Pusat, maka jaraknya 15-18 kilometer dengan lama berkendara kira-kira 30 menit.
Baca juga:
Gereja ini dulunya dibangun di Kawasan Kampung Tugu yang dulunya adalah daerah pembuangan tawanan Belanda, yakni masyarakat Portugis.
Pada awalnya, pemerintah Belanda mengasingkan orang-orang Portugis ke Kampung Tugu yang berada di luar Batavia.
“Dulunya Kampung Tugu berada jauh dari Batavia jadi harus melewati hutan untuk sampai ke lokasi,” ujar pemandu Jelajah Gereja Kuno bersama Wisata Kreatif Jakarta, Ira, Sabtu (25/12/2021).
Bamyak dari mereka yang bertahan menetap dan menikah dengan warga lokal, kemudian dua kebudayaan berbeda itu bercampur dan menciptakan budaya baru yang unik.
“Kampung ini juga dikenal dengan nama Kampung Betawi Kristen, budaya Betawi dan Portugis mudah sekali ditemui dalam kehidupan sehari-hari warganya,” jelas Ira.
Baca juga: 12 Gereja Tertua di Indonesia, Bisa Dikunjungi Saat Libur Natal
Usia gereja ini sudah sangat tua, diperkirakan dibangun pada 1676 sampai 1678 dan sempat direnovasi pada 1737.
Gereja ini diketahui sempat hancur saat adanya pemberontakan masyarakat China pada 1740, tapi kemudian dibangun kembali pada 1744.
Pembangunan kembali Gereja Tugu dibantu oleh seorang tuan tanah bernama Yustinus Vinck. Tempat ibadah ini kembali diresmikan pada 1748 oleh pendeta J.M Mohr.
Baca juga:
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.