KOMPAS.com - Masyarakat di sejumlah negara memiliki beragam tradisi untuk merayakan pergantian tahun.
Begitu pula dengan masyarakat Jepang. Mereka akan melakukan pertemuan keluarga, pesta akhir tahun (bounenkai), dan pergi berlibur.
Di sisi lain, ada sebuah tradisi perayaan tahun baru yang unik dan terkenal dari Negeri Sakura ini, yaitu Joya no Kane.
Melansir Japan Info, Joya no Kane adalah tradisi tahunan di Jepang. Dalam tradisi itu, lonceng besar di dalam kuil Buddha dipukul sebanyak 108 kali tepat pada tengah malam menjelang pergantian tahun.
Baca juga:
Menariknya, ada arti penting dalam setiap kali lonceng dibunyikan.
Terdapat istilah Bonnou dalam bahasa Jepang yang disebut mewakili nafsu jahat dan membawa penderitaan bagi manusia. Bonnou melambangkan setiap pukulan ke lonceng sebanyak 108 kali.
Bunyi lonceng sebanyak 108 kali ini diyakini dapat membantu seseorang untuk menyingkirkan nafsu dan keinginan jahat tersebut.
Tradisi Joya no Kane mirip seperti tradisi penyucian, dan dilakukan melalui lonceng. Menurut timeout.com, salah satu kuil yang melakukan tradisi ini adalah Kuil Sensoji di Asakusa.
Meskipun ada banyak kuil Buddha di Jepang, namun hanya beberapa yang mengizinkan pengunjung untuk membunyikan lonceng.
Hal ini lantaran umumnya biksu Buddha sendiri yang akan membunyikan bel tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.