Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/01/2022, 14:07 WIB

KOMPAS.com - Saat menginap di hotel, mungkin ada tamu yang ingin membawa pulang sejumlah benda yang ada di kamar sebagai kenang-kenangan.

Tindakan tersebut tidak disalahkan lantaran ada beberapa benda dari hotel yang biasanya boleh dibawa pulang, di antaranya sabun dan sampo. 

Namun, ada pula tamu yang membawa pulang benda lain yang tidak diperbolehkan pihak hotel, seperti cerita unik dari seorang staf di salah satu hotel bintang empat di Jakarta ini.

Baca juga:

Kejadian bermula saat seorang tamu di tempatnya bekerja meminjam pengering rambut atau hair dryer dari salah satu pegawai di hotel tersebut.

"Awalnya tamu cuma pinjam hair dryer sama pegawai kita, cuma setelah check-out, di kamar kok enggak ada hair dryer-nya, ternyata dibawa pulang," kata staf tersebut kepada Kompas.com pada Selasa (7/12/2021).

Ketika pengecekan kamar dilakukan, pengering rambut pun tidak ditemukan lantaran dibawa pulang oleh tamu tersebut.

Ilustrasi hair dryer atau pengering rambut.UNSPLASH/ANDREA DONATO Ilustrasi hair dryer atau pengering rambut.

Menanggapi peristiwa ini, pihak hotel menelepon kembali tamu yang sudah check-out dan meminta agar hair dryer segera dikembalikan. 

"Tidak dikenakan denda, cuma ditelepon aja minta hair dryer-nya dikembalikan ke hotel," sambungnya.

Tidak hanya itu, peristiwa unik lain yang membuat pihak hotel harus mengenakan denda adalah saat tamu merusak televisi yang ada di kamar hotel.

Baca juga:

"Kalau denda itu pernah dikenakan sama tamu yang mecahin TV di kamar hotel, baru kita kenakan denda ganti kerusakan barang," terangnya.

Sementara saat ditanya tentang kehilangan handuk dan hanger baju, ia mengatakan bahwa kasus ini jarang terjadi di tempatnya bekerja.

Melansir Kompas.com, Sabtu (4/12/2021), agar tidak dikenakan denda, para tamu harus tahu benda mana saja yang tidak boleh dibawa pulang. Di antaranya ada jubah mandi, barang elektronik, hanger baju, dan gelas. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber Kompas.com
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Kurban?

Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Kurban?

Jalan Jalan
Bali Terbitkan Aturan Baru untuk Turis Asing, Cegah Pelanggaran Terulang

Bali Terbitkan Aturan Baru untuk Turis Asing, Cegah Pelanggaran Terulang

Travel Update
5 Tips Diving di Desa Wisata Welora, Perhatikan Bulan Terbaik

5 Tips Diving di Desa Wisata Welora, Perhatikan Bulan Terbaik

Travel Tips
Bukit Porong Labuan Bajo Kembangkan Wisata Tematik, Ada Tarian Adat hingga Falsafah Berkebun

Bukit Porong Labuan Bajo Kembangkan Wisata Tematik, Ada Tarian Adat hingga Falsafah Berkebun

Travel Update
Padukuhan di Tepi DIY Ini Berada di Dasar Lembah Bengawan Solo Purba

Padukuhan di Tepi DIY Ini Berada di Dasar Lembah Bengawan Solo Purba

Jalan Jalan
Desa Wisata Welora di Maluku Barat Daya, Punya Spot Selam Keren yang Digemari Turis Asing

Desa Wisata Welora di Maluku Barat Daya, Punya Spot Selam Keren yang Digemari Turis Asing

Jalan Jalan
Larangan Mendaki Gunung di Bali, Menparekraf: Sedang Diklarifikasi

Larangan Mendaki Gunung di Bali, Menparekraf: Sedang Diklarifikasi

Travel Update
6 Tempat Beli Oleh-oleh Haji dan Umrah di Jakarta 

6 Tempat Beli Oleh-oleh Haji dan Umrah di Jakarta 

Jalan Jalan
Mengapa Air Berkah untuk Waisak Diambil di Umbul Jumprit?

Mengapa Air Berkah untuk Waisak Diambil di Umbul Jumprit?

Jalan Jalan
Larangan Mendaki Gunung di Bali Akan Dibuat Jadi Perda

Larangan Mendaki Gunung di Bali Akan Dibuat Jadi Perda

Travel Update
Api Dharma untuk Waisak Diambil dari Mrapen di Jawa Tengah, Kenapa?

Api Dharma untuk Waisak Diambil dari Mrapen di Jawa Tengah, Kenapa?

Jalan Jalan
Jumlah Kedatangan Wisatawan Muslim Diprediksi Capai 230 Juta pada 2028

Jumlah Kedatangan Wisatawan Muslim Diprediksi Capai 230 Juta pada 2028

Travel Update
36.000 Wisatawan Kunjungi Banyuwangi Selama Libur Waisak 2023

36.000 Wisatawan Kunjungi Banyuwangi Selama Libur Waisak 2023

Travel Update
Nonton Indonesia Vs Argentina di GBK Bisa Naik MRT, Ini Caranya

Nonton Indonesia Vs Argentina di GBK Bisa Naik MRT, Ini Caranya

Travel Tips
Sejumlah Pantai di Italia Batasi Jumlah Turis demi Menjaga Lingkungan

Sejumlah Pantai di Italia Batasi Jumlah Turis demi Menjaga Lingkungan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+