Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semangat Kampung Batik Giriloyo Yogyakarta di Tengah Masalah Regenerasi

Kompas.com - 06/01/2022, 21:35 WIB
Ni Nyoman Wira Widyanti

Penulis

Kampung ini adalah rumah dari Paguyuban Batik Giriloyo, sebuah perkumpulan 12 kelompok kecil perajin batik dari tiga dusun, yaitu Giriloyo, Cengkehan, dan Karang Kulon.

Melansir Kompas.com, Sabtu (1/1/2022), dengan biaya paket mulai dari Rp 250.000 untuk lima orang, wisatawan bisa belajar membatik dari awal hingga akhir. 

Banyak hal yang bisa dipetik dari proses membatik. Di antaranya adalah ketenangan dan kreativitas.

"Kalau orang membatik pas kondisi batin lagi enggak nyaman, lagi ada masalah, batiknya juga acak-acakan gitu. Maksudnya, kadang ada aja gangguannya - cantingnya mampet, terus apinya juga enggak bisa lancar. Terus penorehan di kain juga beda. Kalau pas hatinya lagi enak, lagi enggak nyaman juga beda," terang Bendahara Paguyuban Batik Giriloyo, Wasihatun, kepada Kompas.com, Jumat (17/12/2021), sebagai bagian dari rangkaian Traveloka Garuda Flyers Club Media Trip to Yogyakarta.

Sedangkan, menurutnya, jika ada malam yang tidak sengaja menetes di luar pola yang sudah dibuat, maka perajin batik bisa membuat pola baru dari tetesan tersebut mengikuti kreativitas dan imajinasi mereka.

Baca juga: Itinerary 3 Hari 2 Malam di Yogyakarta, Belajar Membatik di Giriloyo

Sejarah Kampung Batik Giriloyo, punya motif dari abad ke-17

Beberapa jenis kain batik yang dijual di galeri Kampung Batik Giriloyo, Yogyakarta. KOMPAS.com/Ni Nyoman Wira Beberapa jenis kain batik yang dijual di galeri Kampung Batik Giriloyo, Yogyakarta.

Motif batik yang ada di tempat ini merupakan motif klasik dari abad ke-17. Antara lain sidomukti, sido asih atau sida asih, wahyu tumurun, truntum, dan parang. 

"Kalau batiknya sendiri, batik klasik Mataram," ujar salah satu perajin batik di Kampung Batik Giriloyo, Diah. 

Pada zaman dahulu, lanjutnya, masyarakat setempat diajarkan membatik lantaran adanya kebutuhan sandang yang cukup banyak dari Kerajaan Mataram. 

"Batik itu kalau zaman dulu dipakai oleh para bangsawan, bukan orang biasa. Jadi kalau kita hanya diajari batiknya saja, belum diajari warna, belum diajari bagaimana caranya menjadi kain," katanya.

Pada tahun 2006, gempa mengguncang tanah Yogyakarta. Kompas.com melaporkan, Kamis (27/5/2021), bencana tersebut merusak ratusan ribu rumah dan menyebabkan ribuan orang meninggal dunia. 

Peristiwa tersebut juga menjadi awal berdirinya Paguyuban Batik Giriloyo, sekaligus pemberdayaan perajin batik di area tersebut.

"Dengan adanya paguyuban ini kita juga berpikir bagaimana batik bisa menjadi penopang ekonomi masyarakat. Tidak hanya menjual karya batiknya saja, tapi kita juga menjual edukasinya. Jadi kita menawarkan pelajaran batik kepada semua wisatawan yang datang ke Giriloyo dari TK sampai yang – masyarakat umum, para pejabat juga untuk ikut batik," ujar Diah.

Tidak hanya itu, paguyuban ini juga memiliki sistem pengolahan limbah batik sendiri, khususnya untuk pewarna sintetis.

Baca juga: Belajar Membatik, Aktivitas Wisata di Kampung Batik Giriloyo Yogyakarta

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com