KOMPAS.com - Sesaji bisa dibilang masih menjadi tradisi yang masih dipraktikkan sebagian masyarakat Indonesia, khususnya Jawa.
Pandangan masyarakat tentang sesajen masih sangat kental sebagai tradisi turun temurun yang telah dilakukan nenek moyang sejak dahulu kala.
Lalu, apa makna sesaji?
Seorang antropolog Argo Twikromo menyampaikan bahwa pada umumnya bagi masyarakat Jawa, sesaji adalah hal yang biasa dalam kehidupan sehari-hari, terkait pemahaman atau pandangan masyarakat Jawa itu sendiri tentang dunia ini.
Baca juga: Tradisi Wulan Kapitu, Kaldera Tengger Bromo Bebas Kendaraan Bermotor
"Kehidupan di dunia ini dijalani dengan bagaimana kita menciptakan hubungan yang harmonis dengan cara menjalin relasi-relasi harmonis," kata Argo kepada Kompas.com, Senin (10/1/2022).
Ia melanjutkan, relasi harmonis itu adalah baik antara manusia dengan sesama, alam, maupun Tuhan.
"Alam ini bagi masyarakat Jawa, bisa yang kasat mata atau tidak kasat mata," imbuh Argo.
Menurut Argo, masyarakat zaman dulu cenderung percaya adanya "penghuni" atau sejenisnya yang mendiami suatu tempat, sehingga merasa perlu menjalin komunikasi yang harmonis, layaknya menjalin hubungan baik dengan tetangga.
Maka dari itu, dilakukan pemberian sesajen yang isinya akan disesuaikan dengan tempat peletakannya.
"Jadi sesaji itu memberi sesuatu yang tepat, ataupun mungkin ketika masyarakat mengenal daerah itu, apa ya kira-kira yang tepat di situ, mungkin bentuk sesajinya akan berbeda-beda," sambung Argo.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.