Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum Pasifika Bali Diusulkan sebagai Venue Side Event G20

Kompas.com - 18/01/2022, 06:38 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Museum Pasifika di Kabupaten Badung, Bali, diusulkan sebagai salah satu venue side event G20 oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno, Senin (17/1/2022).

Untuk diketahui, Kompas.com melaporkan, Rabu (22/9/2021), Indonesia menjadi presidensi G20 mulai 1 Desember 2021 hingga 30 November 2022. 

“Saya terpikir untuk menjadikan Museum Pasifika ini sebagai tempat side event untuk kegiatan kita seperti G20. Kita bisa memulai dengan lunch atau cocktail atau mungkin dinner di sini, membawa tamu-tamu, sehingga bisa mengapresiasi karya seni untuk kebangkitan ekonomi,” ujar Sandiaga, mengutip keterangan tertulis pada Senin (17/1/2022).

Hal ini dilakukan sebagai wujud apresiasi terhadap para seniman atas karya seni mereka, sekaligus mendorong kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Bali.

Museum Pasifika menyimpan 600 karya seni lukisan dan pahatan dari 200 seniman di 25 negara Asia Pasifik.

Baca juga:

Museum ini juga menjadi pusat budaya yang mengedepankan aspek pendidikan dan sosial, serta daya tarik wisata bertaraf internasional.

Di Museum Pasifika terdapat karya dari Raden Saleh, I Gusti Nyoman Lempad, Affandi, Hendra Gunawan, dan Kobot. 

“Seperti yang kita lihat ini luar biasa, di belakang kita ada foto yang menjadi lukisan sangat epic dari Raden Saleh dan Pangeran Diponegoro. Seperti yang kita ketahui Raden Saleh memiliki koleksi termahal, lukisan yang dijual dapat mencapai harga 11 juta Euro dan ini sudah semestinya kita apresiasi,” tuturnya.

Salah satu koleksi karya seni Museum Pasifika Balidokumentasi Kemenparekraf Salah satu koleksi karya seni Museum Pasifika Bali

Ia memahami bahwa pandemi Covid-19 berdampak signifikan terhadap kegiatan berbasis seni, termasuk Museum Pasifika.

Kendati demikian ia menghargai inovasi, adaptasi, dan kolaborasi yang telah dilakukan museum ini, salah satunya dengan mendapatkan sertifikasi CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environmental Sustainability). 

Baca juga:

Di sisi lain, pendiri Museum Pasifika, Philippe Augier, menyatakan kesiapannya dalam mendukung Indonesia dalam menyukseskan perhelatan G20.

Ia menambahkan bahwa ia sudah menandatangani kontrak dengan suatu perusahaan agar para seniman bisa menjadikan karya seninya sebagai aset digital yang dapat diperjualbelikan.

“Kita siap pasti untuk support dan kesigapan dampak positif untuk G20. Tadi Menteri juga sampaikan tentang NFT dan kita sudah menandatangani kontrak dengan suatu perusahaan untuk bikin beberapa karya seni sebagai NFT,” jelas Philippe.

Seiring pesatnya perkembangan digital di era metaverse ini, Menparekraf melihat banyak peluang agar pelaku seni dapat mengambil kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

“Di tengah-tengah NFT dan juga bagaimana memonetisasi karya-karya seni di dalam metaverse kita melihat ada ruang. Museum Pasifika ini musti menjadi agent of change,” tandas Sandiaga Uno.

Untuk diketahui, melansir Kompas.com, Senin (17/1/2022), NFT merupakan bagian dari blockchain, sistem penyimpanan data digital. Pengguna bisa saling transfer data secara rahasia, melalui skema enkripsi dalam kriptografi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com