Pertama adalah pengalaman yang telah melekat sebagai fokus inti dari wisatawan dan pelaku wisata.
Cerita telah menjadi konsep utama dalam pengalaman wisatawan ketika melakukan perjalanan.
Kedua, kekuatan media sosial sebagai media interaksi yang terbangun di sekitar cerita. Tak dapat dimungkiri lagi, media sosial telah digunakan sebagai sarana untuk berbagi cerita dan pengalaman. Media sosial mengambil peran utama itu.
Ketiga, “gelombang Asia” dalam turisme. Sebelum pandemi, gelombang turis dari China dan India, mendominasi kunjungan wisatawan ke seluruh dunia.
Turis China biasa menggunakan cerita destinasi sebagai pertimbangan utama sebelum memutuskan ke mana akan pergi dan apa yang dikerjakan di destinasi tujuan, serta membuat koneksi pribadi ke tempat yang dikunjungi (Cui dkk, 2017).
Sementara turis India memperlihatkan sikap responsif terhadap cerita-cerita destinasi (Sinha dan Sharma, 2009).
Pemanfaatan cerita biasa digunakan pada saat promosi destinasi. Cerita yang telah dirancang menggoda turis untuk datang, bahkan mendorong mereka untuk mencipta cerita sendiri berdasarkan pengalaman yang dialami masing-masing.
Di sini terjadi keterlibatan langsung turis dengan cerita destinasi yang dibentuk.
Promosi destinasi tidak hanya menggunakan saluran komunikasi biasa tetapi juga mendukung cerita yang terhubung dengan tema khusus suatu destinasi, seperti Korea dengan “Let your story begin” atau Polandia dengan “Move your imagination – come and find your story” (Moscardo, 2020).
Tema itu pun telah diterima oleh komunitas destinasi.
Penyusunan cerita akan menjadi elemen penting di dalam perencanaan destinasi wisata.
Pada lingkup yang lebih luas perencanaan destinasi terkait dengan penciptaan cerita yang menghubungkan seluruh pemangku kepentingan dalam cara yang positif.
Jika merujuk pada tren wisata terkini, maka cerita yang diciptakan akan lebih mendukung keberlanjutan (sustainability) komunitas destinasi dan menggunakan pariwisata sebagai cara untuk menyampaikan cerita mengenai keberlanjutan yang dapat diaplikasikan oleh wisatawan (Moscardo, 2020).
Di Punthuk Setumbu, ketika hari menjelang sore deretan warung-warung penjual makanan, minuman, dan cendera mata sebagian telah tutup.
Tenang, para pengunjung telah siap membawa pulang sepaket cerita. Tentang indahnya panorama alam.
Tentang mega karya ciptaan Tuhan bagi umat manusia. Tentang cerita yang tak pernah habis untuk dibagi. (Frangky Selamat, Dosen Tetap Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi & Bisnis).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.