Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Foto Parkir Bus Rp 350.000 di Malioboro, Lokasi Ilegal hingga Permainan Kru Bus dan Petugas Parkir

Kompas.com - 21/01/2022, 16:04 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Anggara Wikan Prasetya

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kamis (20/1/2022), unggahan berisi cerita wisatawan yang mengaku harus membayar parkir bus Rp 350.000 saat wisata di Yogyakarta, ramai diperbincangkan di Instagram.

Dalam cerita tersebut, bus rombongannya parkir selama dua jam di sekitar Malioboro, tepatnya di belakang Hotel Premium Zuri.

"Kami datang jam 9 malam dan pulang sekitar jam 10.30 malam, karena itu destinasi kami terakhir ke wisata Jogja. Niatnya cuma mau beli oleh-oleh," tulis unggahan dari akun @romansasopirtruck.

Baca juga: 5 Tempat Wisata Dekat Kampung Batik Giriloyo Yogyakarta

Dalam kuitansi pada gambar, tertera tulisan yang ia jelaskan sebagai adanya tambahan biaya lain, yaitu cuci bus dan kebersihan. Padahal, tidak ada aktivitas pencucian bus atau kendaraan apa pun di lokasi.

Tanggapan Kadispar Kota Yogyakarta

Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Singgih Raharjo mengatakan bahwa lokasi parkir bus itu dipastikan ilegal.

"Lokasi dipastikan ilegal ya, jadi tidak dikelola pemerintah. Kalau dikelola pemerintah seperti di taman parkir Senopati, tarifnya jelas dan sesuai perda yang ditetapkan," kata Singgih kepada Kompas.com, Kamis (20/1/2022).

 
 
 
 
 
Lihat postingan ini di Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Sebuah kiriman dibagikan oleh Romansa Sopir Truck (@romansasopirtruck)

Sebagai info, tarif parkir maksimal untuk kendaraan bus adalah Rp 20.000 sampai Rp 30.000, tergantung lokasinya.

Selain Senopati, lanjut dia, ada dua lokasi tempat parkir resmi lain, yaitu Abu Bakar Ali dan Ngabean yang berada di pusat kota atau sekitar kawasan Malioboro.

Permainan kru bus dan petugas parkir

Tak hanya memastikan bahwa lahan parkir tersebut ilegal, Singgih menyebutkan adanya mark up yang dilakukan oleh kru bus kemudian disetujui pengelola parkir. Jadi, keduanya sama-sama melakukan perbuatan tidak baik. 

"Ini seharusnya keduanya ditindak tegas karena efek yang ditimbulkan luar biasa. Bisa merusak citra pariwisata Yogyakarta," kata Singgih. 

Ia menegaskan agar kejadian ini tidak terulang kembali, sebaiknya antara wisatawan, tour leader, hingga kru bus atau pelaku pariwisata lainnya dapat bersama-sama menjaga peraturan. 

Baca juga: Polisi Ungkap Dugaan Mark Up oleh Kru Bus Wisata di Balik Tarif Parkir Nuthuk Yogyakarta

Sementara, lahan kosong atau milik pribadi yang dijadikan tempat parkir ini diakui muncul karena keterbatasan lahan di Yogyakarta.

"Karena memang kota Yogya keterbatasan lahan parkir, padahal animo wisatawan yg pakai kendaraan pribadi maupun bus masih tinggi, sampai saat ini," lanjut dia.

Ia melanjutkan, kehadiran para oknum parkir liar memang tidak hanya terjadi satu-dua kali. Beberapa waktu lalu juga pernah ada, meski jumlahnya tidak sebesar sekarang, yakni maksimal Rp 30.000, diminta bayar Rp 70.000 sampai Rp 100.000.

Baca juga: 6 Angkringan Modern di Yogyakarta, Harga Sama Murah

Adapun menurut dia, ramainya wisatawan di Yogyakarta itu dimanfaatkan oknum-oknum tidak bertanggung jawab untuk seenaknya mengeruk keuntungan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
5 Tempat Wisata Hits dan Instagramable di Cianjur

5 Tempat Wisata Hits dan Instagramable di Cianjur

Jalan Jalan
10 Bandara Tersibuk di Dunia 2023, Banyak di AS

10 Bandara Tersibuk di Dunia 2023, Banyak di AS

Travel Update
4 Cara Rawat Tenda Setelah Dipakai 'Camping' agar Tidak Cepat Rusak

4 Cara Rawat Tenda Setelah Dipakai "Camping" agar Tidak Cepat Rusak

Travel Tips
5 Tempat Wisata Pantai di Lamongan, Ada Pantai Tanjung Kodok

5 Tempat Wisata Pantai di Lamongan, Ada Pantai Tanjung Kodok

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com