Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Cara Mencegah Sakit Telinga Usai Naik Gunung

Kompas.com - 26/01/2022, 08:14 WIB
Ulfa Arieza ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mendaki gunung adalah kegiatan yang sangat menyenangkan bagi para pecinta alam.

Perjalanan yang penuh tantangan dan pemandangan mengagumkan dari puncak gunung menjadi kepuasan tersendiri yang hanya bisa dirasakan oleh para pendaki.

Namun, tak jarang ada “oleh-oleh” kurang nyaman yang dialami pendaki usai naik gunung. Beberapa di antaranya seperti badan pegal hingga sakit dan sakit telinga.

Sakit telinga usai naik gunung ini bahkan bisa menyebabkan pendengaran berkurang atau yang sering disebut budek. Namun, jangan khawatir karena ada tips mencegah telinga sakit usai naik gunung dari para dokter spesialis. 

Baca juga: Perlukah Penutup Telinga Saat Bayi Naik Pesawat? Ini Penjelasan Dokter

Penyebab telinga sakit usai naik gunung 

Sebelum mengetahui cara pencegahan yang tepat, sebaiknya kita memahami terlebih dahulu penyebab sakit telinga usai naik gunung.

Dr. dr. Achmad Chusnu Romdhoni, Sp.T.H.T.K.L(K), FICS menjelaskan, sakit telinga usai naik gunung disebabkan oleh perubahan tekanan udara di luar telinga dengan tekanan udara di dalam rongga telinga tengah (kavum timpani).

“Penyebab telinga nyeri karena perubahan tekanan udara di luar telinga dengan tekanan udara di dalam rongga telinga tengah yang tidak bisa diekualisasi (disamakan) dengan baik oleh tuba eustachius,” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Selasa (25/01/2022).

Baca juga: 7 Tips Atasi Telinga Sakit dan Berdengung Saat Naik Pesawat

Untuk diketahui, tuba atau tabung eustachius merupakan saluran yang menghubungkan bagian belakang hidung dengan telinga tengah.

Menurut Achmad, sakit telinga usai naik gunung bukan sesuatu yang serius. Namun, tetap membutuhkan pengobatan secara tepat agar tidak menimbulkan komplikasi.

Risiko komplikasi yang timbul adalah terjadi infeksi telinga tengah atau istilah medisnya otitis media supuratif akut.

“Kalau sampe terjadi keluhan begitu saran saya konsultasi dokter dulu. Kalau (ditangani) dokter umum belum sembuh segera ke spesialis THT-KL (Telinga Hidung Tenggorok Kepala Leher),” jelasnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com