Seperti disampaikan sebelumnya, sakit telinga usai naik gunung bukanlah suatu penyakit serius, asalkan mendapatkan penangan yang tepat. Jadi, para pendaki gunung tak perlu khawatir secara berlebih.
Namun demikian, tak ada salahnya untuk mengantisipasi kejadian tersebut.
“Secara prinsip, tuba eustachius harus dalam kondisi bagus,” ujar Achmad.
Berikut beberapa tips untuk menghindari sakit telinga usai naik gunung:
Achmad menyarankan agar untuk turun gunung dengan kecepatan yang tidak terlalu kencang. Tujuannya, agar perubahan tekanan udara tidak terjadi secara tiba-tiba.
Selanjutnya, pendaki gunung bisa mengunyah permen atau permen karet saat perjalanan turun. Mengutip Kompas.com, Senin (17/01/2022), kedua aktivitas tersebut dapat mengubah tekanan di tenggorokan.
American Academy of Otolaryngology menyatakan, aktivitas menelan akan mengaktifkan otot-otot yang dapat membuka tabung eustachius.
“Selanjutnya, makan dan minum yang hangat,” imbuh Achmad.
Tips paling penting adalah menghindari naik gunung saat batuk atau pilek. Apabila terpaksa dan aktivitas naik gunung tidak bisa ditunda, maka sebaiknya tetap minum obat yang direkomendasikan dokter.
Anjuran menghindari naik gunung saat kondisi pilek juga disampaikan Delfitri. Alasannya, dalam kondisi pilek proses penutupan tuba eustachius lebih cepat.
“Apalagi dalam kodisi pilek, maka penutupan tuba akan lebih cepat terjadi. Pada keadaan ini maka telinga akan terasa buntu, bahkan sakit,” jelasnya.
Baca juga: 3 Wisata Gunung Api Purba Gunungkidul Selain Nglanggeran dan Wediombo
Guna mencegah sakit telinga usai naik gunung, ia menyarankan untuk menggunakan obat tetes hidung yang mengandung oxymetazoline.
Oxymetazoline merupakan obat dekongestan yang digunakan untuk meredakan hidung tersumbat yang disebabkan oleh pilek, sinusitis, dan alergi.
Pencegahan serupa bisa dilakukan oleh penumpang pesawat sebelum mendarat. Dengan demikian, sakit telinga dapat dikurangi bahkan dicegah.
“Usaha untuk mencegahnya adalah dengan menggunakan obat tetes hidung yang mengandung oxymetazoline sebelum turun gunung atau sebelum pesawat mengurangi ketinggiannya untuk akan mendarat,” jelasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.