Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjelajahi Kwitang, Saksi Masa Lalu Kota Jakarta

Kompas.com - 26/01/2022, 14:25 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

Kisah tragis Nyai Dasima di Jembatan Prapatan-Sungai Ciliwung

Saat melintasi jembatan ini, kita mungkin tak menyadari ada cerita menarik di bersejarah di baliknya.

Jembatan Prapatan-Sungai Ciliwung, Kwitang Jakarta Pusat disebut sebagai saksi peristiwa pembunuhan wanita cantik bernama Nyai Dasima. 

Di jembatan inilah, Nyai Dasima, mantan istri seorang Inggris, konon dibunuh oleh Bang Puase, yang diduga suruhan istri Samiun, suami Nyai Dasima.

Meski sudah beristri, Samiun tetap mendekati Nyai Dasima, yang pada saat itu juga merupakan istri dari Toean Edward.

Hingga akhirnya Dasima pun jatuh pada pesona Samiun, yang merupakan seorang pembawa delman. Lalu ia dan Samiun pun kabur meninggalkan rumah suaminya, Edward.

Terdapat beberapa versi dari cerita terbunuhnya Nyai Dasima.

Ada yang mengatakan Dasima dibunuh oleh suruhan istri Samiun. Namun, ada pula versi yang mengatakan bahwa Samiun sendiri yang menghabisi nyawa Dasima, kemudian membuang mayatnya dari jembatan ini ke Sungai Ciliwung.

Kampung Kwitang, rumahnya pencak silat

Gapura masuk Kampung KwitangKompas.com/Wasti Samaria Simangunsong Gapura masuk Kampung Kwitang

Persis setelah jembatan, ada sebuah gapura bertuliskan "Selamat Datang di Kelurahan Kwitang".

Kala itu, hidup seorang warga Tionghoa bernama Kwee Tang Kiam yang berprofesi sebagai penjual obat tradisional nan masyur.

Kwee Tang sangat pandai berdagang dan puny tanah yang sangat luas di daerah ini.

Saking terkenalnya, masyarakat Betawi pada saat itu menyebut kampung ini Kwitang.

Tak hanya pandai berjualan, kemahiran seni beladiri Kwee Tang pun diakui masyarakat pada saat itu.

Perpaduan silat Betawi dengan seni beladiri kuntao milik Kwee Tang menyebabkan kampung ini dikenal sebagai rumahnya para jagoan pencak silat Tanah Air.

Sayang sekali, era kejayaan Kwee Tang perlahan merosot karena ulah sang putera yang hobi berjudi, membuat sedikit demi sedikit tanahnya pun terjual kepada orang-orang Arab yang berada di kampung tersebut.

Lalu, dibangun Masjid Kwitang oleh kelompok orang Arab.

Nah, di lokasi ini lah Majelis Taklim tertua se-Jakarta, yang dikenal dengan Majelis Taklim Kwitang, didirikan oleh Habib Kwitang alias Habib Ali Alhabsyi sekitar satu abad silam.

Mungkin kini Sungai Ciliwung seolah kehilangan pamornya, namun di masa lampau, masyarakat sekitar banyak yang menggantungkan aktivitas sehari-hari di sungai yang dulunya berair jernih ini.

Baca juga: Panduan Berwisata ke Pos Bloc Jakarta, Jangan Datang Sore

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com