Lokasi Pecinan di Semarang tak jauh dari kawasan Kota Lama Semarang. Mengutip Kompas.com, Selasa (11/01/2022), asal mula Pecinan Semarang erat kaitannya dengan pemberontakan etnis Tionghoa di Batavia (Jakarta), atau yang peristiwa Geger Pecinan.
Akibat pembantaian yang dilakukan Kolonial Belanda, maka banyak warga keturunan China yang berpindah dari Batavia ke Semarang. Perpindahan besar-besaran terjadi pada 1740.
Kompleks Pecinan Semarang mengalami beberapa kali perpindahan. Perpindahan dilakukan sesuai dengan kebijakan pemerintah Hindia Belanda sebagai upaya mengumpulkan warga keturunan China.
Baca juga: Berburu Jajanan Kue Khas Imlek di Pecinan Bogor
Pecinan Semarang memiliki kompleks pasar yaitu Pasar Semawis, yang menyerupakai Petak Sembilan Glodok. Pasar Semawis menjual banyak pernak-pernik khas China.
Pecinan si Solo berada di Kampung Sudiroprajan, Kecamatan Jebres, Kota Solo. Lokasinya, berada di belakang salah satu ikon Solo, Pasar Gede.
Mengutip situs Surakarta.go.id, Kampung Sudiroprajan dulunya adalah pasar keraton. Hingga kini, wilayah tersebut merupakan salah satu pusat perdagangan di Solo.
Etnis China di Kampung Sudiroprajan telah melebur menjadi satu dengan Suku Jawa. Dari perpaduan tersebut, tercipta rangkaian tradisi untuk menyambut hari bersa setiap tahunnya, misalnya Sedekah Bumi Buk Teko, Ritual Umbul Mantram dan Grebeg Sudiro.
Grebeg Sudiro merupakan tradisi paling menonjol yang biasanya diadakan untuk menyambut Imlek. Tradisi khas Grebeg Sudiro adalah Festival Lampion di Jalan Sudirman dan Pasar Gede.
Baca juga: Kawasan Pecinan Magelang Bakal Jadi Borobudur Street Market
Ribuan lampion khas Tionghoa berwarna merah tampak meriah menggantung di jalan. Selain itu, ada lampion shio sesuai dengan tahun baru Imlek.