Sementara itu, Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF), Shana Fatina, menyampaikan bahwa saatnya mengisi berbagai fasilitas yang dibangun tersebut dengan berbagai kegiatan.
Tentunya dengan tetap mengedepankan pengembangan ekraf oleh masyarakat lokal, terutama menjelang penyelenggaraan side event G20.
"Sudah menjadi misi Kemenparekraf (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif) mendorong pertumbuhan produk lokal seperti dengan adanya program Bedakan, Inkubasi, dan Akselerasi," ungkap Shana.
Di BPOLBF sendiri, kata dia, ada Floratama Academy yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para pelaku ekraf dalam mengembangkan usaha parekraf.
Baca juga:
Ke depannya, berbagai program itu akan dapat dilakukan di fasilitas-fasilitas yang sudah dibangun, salah satunya Puncak Waringin, agar ada proses pertukaran informasi dan ide yang terjalin di tempat itu.
"Salah satu tujuan akhirnya adalah rantai pasok di Labuan Bajo dipenuhi oleh produk lokal yang berkualitas dan berdaya saing terutama menjelang side event G20," katanya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Barat, Fransiskus S. Sodo, menyambut baik jika ada program pendampingan lanjutan dari Kemenparekraf.
Sehingga berbagai fasilitas yang telah diserahterimakan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin ke depannya.
Ia juga menyinggung tentang proyek Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang akan berakhir tahun ini.
"Ini adalah tantangan bagi Manggarai Barat, bagaimana agar KSPN ini bisa dijaga dan dimanfaatkan dengan tujuan luhur dari presiden, menteri, dan kesejahteraan masyarakat di Labuan Bajo pada khususunya dan NTT pada umumnya," katanya.
Menurutnya, pariwisata cakupannya sangat luas, oleh karena itu Pemda Manggarai Barat membutuhkan pendampingan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.