Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tempat Wisata Goa Rangko Labuan Bajo Masih Susah Jaringan Internet

Kompas.com - 02/02/2022, 10:44 WIB
Nansianus Taris,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

LABUAN BAJO, KOMPAS.com - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengunjungi Desa Rangko di Kecamatan Boleng, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), pada Jumat (28/01/2022).

Sebagai informasi, menurut keterangan resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Desa Rangko merupakan lokasi tempat wisata Goa Rangko. Goa yang disebut sebagai Goa Buaya, meski tidak ada buayanya, ini memiliki kolam.

Wisatawan yang berkunjung bisa berenang di kolam tersebut. Airnya asin karena diduga berasal dari air laut yang masuk di antara celah goa. 

Baca juga:

Di sela-sela kunjungan, salah seorang warga Desa Rangko, Rosiati, menyampaikan keluhan terkait jaringan internet.

"Kita di sini susah jaringan internet, Pak. Begitu juga dengan dermaga. Sudah lama ini rusak dan butuh diperbaiki," ungkap Rosiati, Jumat siang.

Dia juga meminta agar ada pelatihan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di desa itu.

Terkait jaringan internet, Sandiaga mengatakan, akan berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika.

Salah satu sudut Desa Rangko di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada Jumat (28/1/2022).Dok. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Salah satu sudut Desa Rangko di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada Jumat (28/1/2022).

"Saya setelah ini akan berhubungan langsung Menteri Kominfo, Bapak Johnny Plate untuk menyampaikan permintaan warga Desa Rangko," katanya. 

Sementara itu, mengenai jalan setapak, ia meminta Kepala Desa Rangko untuk mengurusnya.

Ia juga meminta Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) untuk segera menghadirkan pelatihan UMKM, termasuk fasilitas untuk ibu menyusui.

Baca juga:

Dirinya berkomitmen untuk terus berkolaborasi untuk Desa Rangko agar masuk ke dalam jaringan desa wisata, serta ikut program Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022.

Ia juga meminta agar pembangunan infrastruktur pariwisata di desa wisata dibangun dengan nuansa kearifan lokal, karena betonisasi dinilai mengganggu ekosistem alam.

"Nanti homestay, saya harapkan dibangun dengan nuansa kearifan lokal," imbuh dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com