Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SMAN 19 Jakarta, Perjalanan THHK dan Etnis Tionghoa dalam Pendidikan

Kompas.com - 06/02/2022, 12:43 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Sebagian orang yang melintas di depan SMAN 19 Jakarta mungkin menganggapnya sebagai bangunan sekolah biasa pada umumnya.

Namun, komplek pendidikan berisi TK sampai SMA di Jalan Perniagaan nomor 31, Jakarta Barat ini rupanya adalah saksi bisu pergerakan etnis Tionghoa dalam hal pendidikan.

Bangunan yang ditempati SMAN 19 tersebut merupakan gedung bersejarah yang dulunya dibangun oleh sebuah organisasi Tiong Hoa Hwee Koan (THHK) pada 17 Maret 1900. Meski sudah berdiri lama, namun bangunannya tampak masih kokoh berdiri.

Kompas.com belum lama ini sempat berpartisipasi dalam sesi walking tour

Mengutip Kompas.com, pendiri organisasi tersebut adalah Lie Kim Hok dan Phoa Keng Hek. THHK secara resmi diakui Pemerintah Belanda pada 3 Juni 1900.

"Tujuan awalnya untuk mendorong orang-orang Tionghoa yang tinggal di Indonesia (dulu Hindia Belanda) untuk mengenal identitas mereka," jelas pemandu tur bernama Hans, saat kegiatan Lunar Festival Walking Tour, Minggu (30/1/2022).

Baca juga: Sejarah Kedatangan Etnis Tionghoa dan Cerita di Balik Arti Nama Glodok

Para pendirinya menginginkan masyarakat Tionghoa untuk mengenal kebudayaan mereka, agar dapat bersatu dan tidak dipengaruhi Belanda.

Proses pengenalan budaya atau identitas ini salah satunya dengan penyebarluasan ajaran Kong Hu Cu.

Dalam buku The Origins of the Modern Chinese Movement in Indonesia, disebutkan bahwa para siswa juga belajar huruf dan karakter Mandarin agar dapat memahami bacaan Konfusius.

Gedung SMPN 63 dan SMAN 19 di Jakarta BaratKompas.com/Faqihah Muharroroh Itsnaini Gedung SMPN 63 dan SMAN 19 di Jakarta Barat

Konon, organisasi THHK inilah yang menjadi inspirasi pendidian organisasi modern Boedi Oetomo pada 20 Mei 1908.

Setahun kemudian, THHK mendirikan sebuah sekolah modern bagi masyarakat Tionghoa di Batavia, yang disebut dengan Tiong Hoa Hak Tong.

"Dulu orang-orang Tionghoa dan pribumi kan dilarang sekolah sama orang Belanda. Jadi akhirnya orang Tionghoa membuat sekolah sendiri yaitu Tiong Hoa Hak Tong," jelas Hans.

"Mereka berpikir, 'Masa kita gak bisa atau gak boleh belajar', begitu," lanjut dia.

Baca juga: Unik, 5 Masjid dengan Arsitektur Tionghoa di Indonesia

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com