Bahkan, Sin Ming Hui sempat menjadi lokasi kuliah mahasiswa Universitas Tarumanagara dan tempat penyelenggaraan pertandingan bulu tangkis internasional pertama di Indonesia yaitu Indonesia Open.
Baca juga: Sembahyang Arwah Leluhur dalam Budaya Tionghoa, Apa Maknanya?
Beberapa saat kemudian, gedung yang awalnya bernama Sin Ming Hui ini berubah menjadi Candra Naya. Pasalnya, pada era Presiden Soeharto, seluruh nama yang berbau Tionghoa harus diganti menjadi nama Indonesia.
Kini, Candra Naya termasuk dalam komplek hunian superblok PT Modernland Realty Tbk.
Serta menurut SK Gubernur KDH DKI Jakarta tertanggal 29 Maret 1993, Gedung Candra Naya termasuk dalam daftar bangunan cagar budaya di wilayah DKI Jakarta, Kotamadya Jakarta Barat dengan nomor urut 30.
Bangunan lawas ini menjadi salah satu obyek atau rute yang biasanya dikunjungi oleh tur wisata Pecinan. Keunikannya terletak di gedung tua yang sudah dikepung bangunan modern.
"Value-nya adalah karena ini bangunan tua bersejarah yang udah dikepung bangunan modern. Sebenarnya hampir musnah, lalu diselamatkan," kata pemandu sekaligus pengurus Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) DKI Jakarta Reyhan Artheswara Pattiwael kepada Kompas.com, Minggu (6/2/2022).
"Jadi mungkin orang mikirnya 'ngapain ke gedung tua biasa aja?', tapi ini nilai kuatnya. Dengan best effort banyak orang, akhirnya tidak jadi dirobohkan," lanjut dia.
Baca juga: Unik, 5 Masjid dengan Arsitektur Tionghoa di Indonesia
Menurutnya, penting bagi bagi wisatawan yang ingin melihat sejarah Tionghoa di Batavia, untuk salah satunya mengetahui peninggalan-peninggalan bernilai sejarah seperti ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.