Destinasi berikutnya adalah Kawah Ciwidey, Bandung, Jawa Barat (Jabar). Menurut sejarah, Kawah Putih merupakan danau yang terbentuk dari letusan Gunung Patuha pada abad ke-10 dan ke-12 Masehi.
Baca juga: Ke Sabang Pulau Weh, Rutenya Mudah, Murah, dan Sederhana!
Menariknya, air di Kawah Putih bisa berubah-ubah warna mengikuti kadar belerang, suhu, dan cuaca. Hal ini menjadi daya tarik, terutama bagi wisatawan yang gemar memburu foto alam.
Untuk diketahui, terdapat sejumlah spot foto menarik di Kawah Putih Ciwidey. Contohnya, dermaga kayu tepi danau. Dermaga ini dibangun menjorok ke arah danau dan menjadi salah satu spot untuk membidik air danau serta yang warnanya membentuk efek dengan asap belerang.
Kemudian, skywalk Cantigi, yaitu jembatan yang terbuat dari bambu. Ada pula Sunan Ibu, yang merupakan spot terbaik untuk memotret matahari terbit atau sunrise. Dari puncak bukit Sunan Ibu, wisatawan bisa menyaksikan pemandangan Kawah Putih yang dikelilingi hutan rimbun nan hijau.
Pada program Nawa Cahaya, fotografer dan Editor in Chief National Geographic Indonesia, Didi Kaspi Kasim, menangkap keindahan Kawah Putih Ciwidey tersebut dengan smartphone realme 9 Pro+.
Baca juga: 3 Spot Foto Favorit di Kawah Putih Ciwidey, Bisa Lihat Sunrise
Obyek wisata alam yang tak kalah fenomenal adalah Gua Jomblang yang terletak di Kabupaten Gunung Kidul, Yogyakarta. Di sinilah fotografer National Geographic Indonesia, Dwi Oblo, mengabadikan fenomena “cahaya ilahi” dari gua vertikal ini.
Untuk diketahui, fenomena “cahaya ilahi” terbentuk dari sorotan cahaya matahari yang menerobos hingga ke dasar gua. Menariknya, cahaya tersebut hanya muncul antara pukul 11.00-13.00 WIB. Di luar jam itu, pantulan cahaya matahari memudar seiring rotasi bumi terhadap matahari.
Gua Jomblang terbentuk akibat proses geologi amblesnya tanah beserta vegetasi ke dasar bumi yang terjadi ribuan tahun lalu. Runtuhan ini membentuk sinkhole atau sumuran. Masyarakat setempat menyebutnya dengan istilah luweng.
Baca juga: Bosan ke Malioboro? Coba Petualangan ke Gua Jomblang
Masih di Jawa Timur, destinasi wisata yang juga dijadikan obyek memotret cahaya unik dari alam Indonesia adalah Kayangan Api. Obyek wisata ini terletak di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro.
Di sana terdapat fenomena geologi alam berupa keluarnya gas alam dari dalam tanah yang menimbulkan kobaran api abadi. Fenomena ini diberi nama kayangan api yang berarti api abadi.
Konon, pada era Kerajaan Majapahit, seorang pembuat pusaka bertapa di kompleks Kayangan Api. Pusaka yang dibuat ditempat dan dibakar dari api yang keluar dari tanah tersebut. Uniknya, ketika malam hari, bentuk api tersebut menyerupai senjata tradisional, yaitu keris. Fenomena alam ini diabadikan oleh fotografer R Berto Wedhatama.
Uniknya api biru atau blue fire di Kawah Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur (Jatim), juga menjadi salah satu tujuan dalam eksplorasi Nawa Cahaya. Fotografer National Geographic Indonesia, Rendra Kurnia, mengabadikan cahaya unik ini.
Baca juga: Cerita Penambang Belerang Kawah Ijen Beralih Jadi Ojek Troli Wisatawan
Kawah Ijen merupakan satu dari dua tempat di dunia yang memiliki api biru, selain Islandia. Fenomena tersebut terjadi secara alami dan hanya bisa disaksikan pada malam hari.
Untuk diketahui, api biru adalah hasil reaksi gas bumi yang bertemu dengan oksigen pada suhu tertentu. Api berwarna biru karena tingginya suhu di kawah tersebut.
Untuk melihatnya, wisatawan perlu mendaki Gunung Ijen yang memiliki ketinggian sekitar 2.443 meter dari permukaan laut (mdpl). Momentum terbaik untuk menyaksikan fenomena api biru sekitar bulan Juni sampai September.