Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Thailand Bahas Rencana Skema Travel Bubble dengan China dan Malaysia

Kompas.com - 10/02/2022, 09:50 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Ni Nyoman Wira Widyanti

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

KOMPAS - Thailand berencana membuat skema travel bubble (gelembung perjalanan) bersama China dan Malaysia, sebagai upaya pemulihan pariwisata yang terdampak pandemi Covid-19.

Adapun beberapa hari sebelumnya, Thailand melanjutkan skema bebas karantina guna meningkatkan kedatangan wisatawan asing ke negara tersebut. 

Dilansir dari Bloomberg, Senin (7/2/2022), Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-o-cha akan segera membahas kemungkinan kesepakatan perjalanan bilateral, dengan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata China.

Baca juga:

Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah Thailand, Thanakorn Wangboonkongchana, mengatakan bahwa para pejabat Negara Gajah Putih tengah bersiap untuk bertemu dengan pihak Malaysia pada akhir Februari. Mereka akan membahas kesepatakan yang sama. 

Kembalinya wisatawan asal China dan Malaysia, yang dinilai sebagai kelompok wisatawan terbanyak yang datang ke negara-negara Asia Tenggara sebelum pandemi, dipandang sebagai salah satu kunci kembalinya industri pariwisata yang berkelanjutan. 

Ilustrasi Thailand - Pemandangan Pantai Patong di Phuket, Thailand.SHUTTERSTOCK / By aphotostory Ilustrasi Thailand - Pemandangan Pantai Patong di Phuket, Thailand.

Berdasarkan catatan Kementerian Pariwisata Thailand tahun 2019, terdapat 11,1 juta wisatawan asal China dan 4,3 juta wisatawan asal Malaysia yang datang ke negara tersebut. 

Dari total jumlah kunjungan wisatawan ke Thailand tahun 2019 yang sebanyak 40 juta, lebih dari sepertiganya berasal dari China dan Malaysia.

Kedua negara tersebut turut menyumbang lebih dari 20 miliar dolar Amerika Serikat (AS), atau sekitar Rp 286 triliun, untuk pendapatan pariwisata Thailand.

Baca juga:

“Kami pikir travel bubble akan berdampak lebih positif terhadap sektor pariwisata Thailand, dibanding skema bebas karantina Test & Go yang saat ini diterapkan, karena skema bebas karantina saja tidak cukup untuk menarik wisatawan yang harus dikarantina saat mereka kembali," ujar Ekonom Standard Chartered Plc, Bangkok, Tim Leelahaphan.

Wangboonkongchana menjelaskan, wisatawan yang menjalani travel bubble tidak akan dikarantina. Mereka juga bisa mendapat pengaturan visa dan akomodasi khusus.

Negara-negara tersebut juga akan menyepakati kuota kunjungan, serta mengidentifikasi zona khusus guna mencegah penyebaran Covid-19. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com