KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan RI merilis laporan traffic penggunaan PeduliLindungi di sejumlah fasilitas pubpik, seperti mal, restoran, dan hotel berdasarkan penggunaan aplikasi selama periode 23 Januari hingga 6 Februari 2022.
Laporan tersrbut menunjukkan indikasi kepatuhan pengelola maupun pengunjung dalam pemanfaatan PeduliLindungi sebagai aplikasi yang digunakan secara resmi untuk pelacakan kontak digital di Indonesia.
Dilansir dari Antara, Kamis (10/02/2022), Juru Bicara Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi mengatakan, laporan disusun berdasarkan pemantauan yang dihimpun dari aktivitas penggunaan aplikasi tersebut di sejumlah fasilitas publik di Indonesia.
"Laporan ini berdasarkan data monitoring yang dihimpun Kemenkes dari aktivitas penggunaan aplikasi PeduliLindungi di mal, hotel, restoran dan tempat wisata," ujar Nadia, seperti dilansir Antara.
Baca juga: 10 Tempat Wisata Terbanyak Dikunjungi 2 Minggu Terakhir Menurut PeduliLindungi
Kemenkes menyebut 10 besar mal atau fasilitas publik dalam skala nasional dengan penggunaan PeduliLindungi rata-rata hanya satu pengunjung perhari dalam kurun dua pekan atau dianggap memiliki tingkat kepatuhan paling rendah.
Berikut daftar 10 besar mal tersebut:
"Rata-rata okupansi mall berkisar 300.000 hingga 500.000 pengguna aplikasi dalam dua pekan, hotel 7.000 hingga 13.000 orang, restoran 6.000 hingga 14.000 orang, dan tempat wisata 12.000 hingga 87.000 orang," ujarnya.
Sementara 10 mal atau pusat perbelanjaan yang dianggap paling patuh dalam penggunaan PeduliLindungi adalah:
Baca juga: 10 Mal di Jakarta yang Paling Banyak Dikunjungi Menurut PeduliLindungi
Kemenkes juga merilis daftar kepatuhan penggunaan PeduliLindungi di fasilitas publik untuk setiap provinsi di Jawa dan Bali.
Di DKI Jakarta, misalnya, 10 besar mal atau pusat perbelanjaan yang dianggap tidak patuh dalam penggunaan aplikasi PeduliLindungi antara lain:
Terkait hasil pemantauan ini, Kemenkes telah memberikan teguran terhadap pelaku usaha yang dinilai tidak patuh terhadap pemanfaatan PeduliLindungi karena dianggap berpotensi besar memicu klaster penularan Covid-19.
Baca juga: Sandiaga Uno Soroti PeduliLindungi yang Masih Sering Bermasalah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.