Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
NAWA CAHAYA

Danau Semayang, Habitat Pesut Mahakam yang Nyaris Punah

Kompas.com - 11/02/2022, 13:21 WIB
Hisnudita Hagiworo,
Sheila Respati

Tim Redaksi


KOMPAS.comDanau Semayang menjadi obyek wisata yang wajib dikunjungi saat berada di Kalimantan Timur (Kaltim). Danau yang terletak di Desa Pela, Kecamatan Kota Bangun, Kutai Kartanegara ini menjadi rumah bagi pesut atau lumba-lumba air tawar.

Selain Sungai Mahakam, Danau Semayang menjadi tempat perlindungan terakhir pesut mahakam yang bernama latin Orcaella brevirostris. Kawanan pesut mahakam menjadi daya tarik danau tersebut.

Termasuk dalam ordo Cetacea dan familia Delphinidae, pesut mahakam memiliki penampakan yang khas. Meski tubuhnya berwarna abu-abu polos dan berdahi bundar seperti lumba-lumba pada umumnya, pesut mahakam tidak memiliki moncong.

Baca juga: Pesut Mahakam Pernah Dibawa ke Jakarta untuk Atraksi Pertunjukan


Karena termasuk mamalia, pesut mahakam mempunyai gigi, kelopak mata, serta lidah yang mirip manusia. Sirip punggungnya berbentuk kecil membundar di belakang punggung, sedangkan sirip pada dada membulat dan lebar.

Dengan panjang tubuh antara 1,5 hingga 2,8 meter dan berat antara 114 hingga 133 kilogram, hewan mamalia khas Kaltim tersebut merupakan predator bagi ikan, moluska, dan hewan krustasea.

Di Danau Semayang, pesut mahakam dapat terlihat saat airnya tenang. Pesut mahakam menyukai arus yang pas, tidak terlalu deras atau pun sama sekali tidak ada arus. Jika beruntung, para pengunjung dapat menemukan hewan endemik itu.

Sayangnya, kini pesut mahakam terancam punah. Populasi pesut yang semakin menyusut disebabkan beberapa hal, seperti mati terperangkap jaring nelayan lalu kehabisan napas dan juga pencemaran lingkungan berat aktivitas tambang dan perkebunan di sepanjang sungai.

Selain itu, polusi suara akibat aktivitas di pinggir sungai juga mengganggu sonar pesut mahakam. Maka, ketika berenang bersama kelompoknya, beberapa pesut ada yang tersesat bahkan menabrak perahu.

Baca juga: Legenda Pesut Mahakam: Perwujudan Kakak Beradik yang Menceburkan Diri ke Sungai

Dengan kondisi yang hampir punah, melihat pesut mahakam di Danau Semayang secara langsung merupakan sebuah keberuntungan. Apalagi, berhasil menangkapnya dalam sebuah foto.

Kontributor foto National Geographic Indonesia Budiono, yang belum lama ini berburu momen low light menggunakan realme 9 Pro+ dalam program bertajuk Nawa Cahaya: Capture The Lights in Indonesia di Danau Semayang, memberi tip bagi wisatawan yang ingin merekam pesut mahakam dalam foto.

“Pesut sendiri punya periode migrasi hingga ratusan kilometer ke arah Kutai Barat. Untuk memotret pesut, paling bagus menggunakan DSLR dengan lensa minimal 30 meter F 2,8-4. Namun, kalau ingin mencoba dengan smartphone, pastikan kameranya canggih,” ujar Budiono saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (7/2/2022).

Ia sendiri berupaya memperoleh foto pesut Mahakam dalam misinya menghasilkan karya fotografi smartphone menggunakan kamera realme 9 Pro+ dalam Nawa Cahaya: Capture The Lights in Indonesia.

Ia menunggu hingga malam hari dan berharap pesut mahakam melintas. Sayangnya, air Danau Semayang dalam keadaan pasang saat itu sehingga kawanan pesut sudah kembali ke hulu Sungai Mahakam.

“Saat itu kondisi banjir cukup tinggi, pesut sendiri punya periode migrasi hingga ratusan kilometer ke arah Kutai Barat,” ujar Budiono.

Keindahan lain Danau Semayang

Namun, pesut Mahakam bukan satu-satunya keindahan yang dimiliki Danau Semayang. Budiono mengatakan, bagi wisatawan yang ingin berburu foto lanskap apik, Danau Semayang menawarkan pemandangan matahari terbit dan terbenam yang indah.

Baca juga: Beredar, Bocoran Harga dan Spesifikasi Lengkap Realme 9 Pro

“Kalau untuk (menangkap gambar pada momen) sunset atau sunrise bisa menggunakan smartphone. Kalau mau ambil semacam refleksi, paling bagus saat air surut, tepatnya Juli-Agustus, karena air riaknya banyak. Jadi, (hasilnya) air agak bergelombang-gelombang. Sangat menarik,” katanya.

Budiono sendiri berhasil menangkap pemandangan matahari terbenam hanya dengan kamera smartphone realme 9 Pro+ yang ia bawa. Meskipun, terdapat sedikit awan yang menyelimuti.

“Beragam kapasitas kamera kami manfaatkan untuk menangkap sunset, mulai dari wide angle hingga zoom. Kami coba semua. Semua preset pun dijajal karena mataharinya saat itu memang kurang greget,” ujarnya.

Menurutnya, ISO dan shutterspeed yang dimiliki realme 9 Pro+ lumayan baik. Untuk mode manual dan pro, kameranya cukup mumpuni. Namun, pengguna perlu mengulik sedikit untuk hasil yang optimal.

Baca juga: Realme 9i Meluncur dengan Snapdragon 680, Ini Spesifikasinya

Sebagai informasi, realme 9 Pro+ merupakan smartphone yang didukung sensor kamera flagship Sony IMX766 dan dilengkapi dengan OIS. Teknologi ini membuat proses pengambilan gambar lebih stabil sehingga foto yang dihasilkan akan detail dan tajam. Begitu pula saat kondisi minim cahaya.

Selain pesut Mahakam serta suasana sunrise dan sunset, Budiono mengatakan bahwa di dekat Danau Semayang terdapat Air Terjun Tiga Susun. Obyek wisata yang terletak di Kedang Ipil ini juga kerap menjadi sasaran wisatawan yang gemar foto.

Namun, ia mengingatkan bahwa wisatawan harus siap melalui medan sulit, sebab akses menuju air terjun tersebut belum begitu memadai.

Untuk melihat hasil foto dari perjalanan fotografer lain dalam program Nawa Cahaya: Capture the Unique Lights in Indonesia menggunakan realme 9 Pro+, silakan klik tautan berikut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com