Menjelang siang hari, kamu bisa menempuh perjalanan sekitar 15 menit menuju Desa Sukarara. Desa ini terkenal dengan kerajinan khasnya yaitu kain tenun atau songket.
Saat berada di sini, kamu bisa melihat proses pembuatan kain tenun atau songket di Desa Sukarara.
Motif-motif yang digunakan sangat orisinil dan mengikuti kebudayaan setempat. Selain itu, bahannya berasal dari benang sutera emas, benang sutera biasa, benang sutera perak, hingga benang katun.
Tak hanya mencoba menenun, kamu bisa berfoto-foto menggunakan pakaian tradisonal khas Lombok dengan latar belakang rumah penduduk.
Banyak yang mengatakan bahwa perjalanan ke Lombok tak lengkap jika tidak mengunjungi Desa Adat Sade.
Desa Sade merupakan wilayah yang ditempati oleh suku asli Lombok, yaitu Suku Sasak Sade. Para penduduk lokal masih memegang teguh nilai budaya dan adat istiadat leluhur Suku Sasak.
Saat masuk, kamu bisa melihat bangunan-bangunan tradisional khas Suku Sasak yang berasal dari anyaman bambu, kayu, dan rumbia.
Setelah mendapat penjelasan tentang sejarah dan kebudayaan Desa Sade, wisatawan diajak untuk belajar membuat kain tenun, sama seperti tempat sebelumnya.
Selain itu, ada berbagai suvenir khas yang bisa dibeli wisatawan. Jika ingin berfoto, beberapa spot foto menarik juga tersedia di desa wisata ini. Lokasi desa ini berada di Rembitan, Pujut, Lombok Tengah.
Dari Desa Sade, perjalanan dilanjutkan menuju Pantai Kuta Mandalika dengan jarak tempuh sekitar 10 menit.
Pantai Kuta Mandalika atau disebut juga Pantai Kuta Lombok berlokasi tidak jauh dari Sirkuit Mandalika. Pantai ini memiliki keindahan pantai yang masih bersih.
Di sekitar pantai, cukup banyak restoran atau warung makan yang menjajakan santapan untuk makan siang.
Baca juga: 7 Pantai Dekat Sirkuit Mandalika NTB, Bisa Snorkeling dan Selancar
Untuk memasuki Pantai Kuta Mandalika, wisatawan tak perlu mengeluarkan uang untuk tiket masuk. Namun, hanya perlu membayar parkir kendaraan mulai Rp 5.000-Rp 10.000.