Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Tempat Wisata di Indonesia Berbalut Legenda Cinta

Kompas.com - 13/02/2022, 10:41 WIB
Desi Intan Sari,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Rasa cinta bisa menggerakkan seseorang untuk melakukan suatu hal yang mungkin tak masuk akal.

Hal ini ternyata sudah dilakukan sejak dahulu kala, bahkan menjadi latar belakang dibangunnya sejumlah tempat-tempat wisata di Indonesia.

Berikut Kompas.com rangkum tiga tempat wisata bersejarah di Indonesia yang banyak dikunjungi dan ternyata dibangun atas nama cinta, seperti dirangkum oleh Kompas.com:

Baca juga: 10 Wisata Alam di Kuningan Jawa Barat, Banyak yang Masih Asli

1. Tangkuban Parahu

Tangkuban ParahuShutterstock Tangkuban Parahu

Legenda Tangkuban Parahu sudah banyak dituliskan, bahkan pernah dijadikan film, dan dikisahkan berawal dari kisah cinta antara anak dan ibu.

Menurut kisah di masa lalu, Tangkuban Parahu adalah sebuah gunung yang tercipta akibat kemarahan Sangkuriang yang tak berhasil mengabulkan permintaan dari Dayang Sumbi. 

Melansir dari Jabarprov.go.id, Dayang Sumbi meminta Sangkuriang untuk membuat danau besar sekaligus perahunya dalam satu malam jika ingin menikahinya. 

Permintaan dari Dayang Sumbi memang sengaja dibuat sulit agar dia tak jadi menikahi Sangkuriang, yang merupakan anaknya sendiri. 

Pada akhirnya, Sangkuriang tak berhasil mengabulkan permintaan Dayang Sumbi dan marah besar, kemudian menendang perahu tersebut hingga terbalik.

Dari tendangan perahu itu, konon katanya terbentuk lah Gunung Tangkuban Parahu, yang kini dikenal sebagai tempat wisata di Jawa Bawat. 

Sebenarnya, di lihat dari sejarah aslinya, Gunung Tangkuban Parahu terbentuk dari letusan Gunung Api Sunda di zaman pra sejarah. 

Jika dilihat dari Gedung Sate yang ada di pusat Kota Bandung, penampakan Gunung Tangkuban Parahu memang seperti perahu yang terbalik. Oleh karena itu, banyak yang percaya bahwa legenda tersebut benar-benar ada. 

Bagi yang ingin berwisata ke tempat ini, lokasinya ada di Cikahuripan, Lembang, Bandung Barat, Jawa Barat.

Jaraknya dari Kota Bandung sekitar 25 kilometer (km). 

Baca juga: 9 Tempat Wisata di Jawa Barat Boleh Dibuka Lagi, Ada Taman Safari Bogor

 

2. Candi Prambanan

Candi Prambanan, merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. DOK. borobudurpark.com Candi Prambanan, merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Mataram Kuno. DOK. borobudurpark.com

Candi Prrambanan dibangun pada pertengahan abad ke-9 dan terkenal akan kisah Roro Jonggrang di baliknya yang melegenda. 

Roro Jonggrang adalah putri cantik yang tak ingin menikahi Bandung Bondowoso, seorang pria yang telah membunuh ayahnya, dikutip dari Candi Perpusnas

Agar bisa menolak pinangan Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang meminta untuk dibuatkan 1.000 candi dalam satu malam. 

Sayangnya, ketika kurang satu candi lagi, Bandung Bondowoso gagal akibat kecerdikan dari Roro Jonggrang yang membuat ayam berkokok sebelum matahari terbit. 

Mengetahui ditipu oleh Roro Jonggrang, Bandung Bondowoso murka dan mengutuk putri cantik itu menjadi batu. 

Berdasarkan sejarah dari para ahli, Candi Prambanan dibangun oleh Raja Rakai Pikatan di antara 840 - 856 Masehi (M), melansir Kompas.com (03/11/2021).

Adapun pembangunan candi kecil di sekeliling candi utama dibuat pada masa kepemimpinan raja berikutnya. 

Pembangunannya dilakukan hingga masa kepemimpinan dari Rakai Watukara Dyah Balitung di 898 - 915 M.

Baca juga: 5 Hotel Dekat Pantai Parangtritis Yogyakarta, Harga Mulai Rp 150.000-an

 

3. Situ Patenggang

Situ Patenggang, danau eksotik, Minggu (1/3/2015), di Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tampak elok  dengan kondisi khasnya yang meneduhkan dan hening dibalut dengan hawa sangat sejuk. Hamparan kebun teh yang subur dan hijau juga membuat daya tarik tersendiri bagi danau ini.KOMPAS/SAMUEL OKTORA Situ Patenggang, danau eksotik, Minggu (1/3/2015), di Desa Patengan, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, tampak elok dengan kondisi khasnya yang meneduhkan dan hening dibalut dengan hawa sangat sejuk. Hamparan kebun teh yang subur dan hijau juga membuat daya tarik tersendiri bagi danau ini.
Situ Patenggang yang ada di Ciwidey, Bandung, Jawa Barat ternyata juga menyimpan kisah cinta di baliknya.

Nama Situ Patenggang bahasa Sunda, situ yang berarti danau, sementara patenggang memiliki arti mencari. 

Menurut kepercayaan setempat, asal mula terbentuknya Situ Patenggang dulu kala diawali oleh dua orang yang saling mencintai, yakni Ki Santang, anak seorang prabu, dan Dewi Rengganis, seorang putri titisan dewi, seperti dilansir dari Jabarprov.go.id. 

Lama berpisah dan saling mencari, akhirnya keduanya bisa bertemu kembali di sebuah tempat bernama Batu Cinta. 

Dari pertemuan itu, Dewi Rengganis meminta untuk dibuatkan danau dan perahu untuk berlayar. 

Danau tersebut kini dikenal dengan nama Situ Patenggang.

Sementara perahunya menjadi sebuah pulau berbentuk hati dengan nama Pulau Asmara atau Pulau Sasaka. 

Menurut mitos yang beredar, cinta pasangan kekasih yang berkunjung ke Situ Patenggang untuk melihat Batu Cinta dan berkeliling Pulau Asmara akan kekal abadi. 

Kini, Situ Patenggang telah menjadi tempat wisata alam yang asri dan banyak dikunjungi oleh wisatawan. 

Udaranya yang sejuk dan asri juga membuat kunjungan ke kawasan tersebut terasa begitu menenangkan.

Banyak aktivitas yang bisa dilakukan oleh pengunjung di tempat ini, seperti memancing, berjalan-jalan di kebun teh, piknik, naik sepeda air, dan naik perahu keliling danau. 

Baca juga: Itinerary 3 Hari 2 Malam di Bandung, Wisata Alam ke Situ Patenggang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com