Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Barcode PeduliLindungi Harus Dipastikan Scan, Jangan Cuma Ditempel"

Kompas.com - 14/02/2022, 16:36 WIB
Wasti Samaria Simangunsong ,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketua Seni Budaya Perhimpunan Usaha Taman Rekreasi Indonesia (PUTRI), Wiweko Adi Nugroho menilai, kedisiplinan penggunaan aplikasi PeduliLindungi memerlukan kerja sama semua pihak.

Hal ini diungkapkannya menanggapi laporan Kementerian Kesehatan RI terkait traffic penggunaan PeduliLindungi di sejumlah fasilitas publik, termasuk tempat rekreasi, mal, restoran, dan hotel di Indonesia selama periode 23 Januari - 6 Februari 2022.

Data menunjukkan bahwa penggunaan PeduliLindungi di sejumlah fasilitas publik, termasuk tempat rekreasi, masih rendah.

Baca juga: 10 Mal yang Tak Patuh Gunakan PeduliLindungi, Menurut Kemenkes

Wiweko menyayangkan kelalaian dalam penggunaan aplikasi tersebut. Sebab, menurutnya penggunaan PeduliLindungi punya manfaat yang besar dalam memantau penyebaran Covid-19 di Indonesia.

"Jangan sampai nanti justru niat yang bagus itu (memantau penyebaran Covid-19) malah dianggap menyulitkan usahanya dia (pemilik taman rekreasi), jangan sampai nanti dianggap menyulitkan customer yang berekreasi," tuturnya kepada Kompas.com (11/02/2022).

Wiweko menyebut, dalam implementasi PeduliLindungi harus terjalin komunikasi dua arah yang lebih kuat antara Kementerian Kesehatan dan pengelola taman rekreasi supaya sama-sama mendapatkan keuntungan.

Kepada seluruh pengelola taman rekreasi, ia mengimbau agar anjuran pemerintah untuk disiplin protokol kesehatan terus diterapkan.

Termasuk salah satunya dan memastikan bahwa pengunjung benar-benar memindai barcode pada PeduliLindungi dan melakukan check in.

"Jangan-jangan cuma ditempelin saja, enggak di-scan benaran. Kalau begini enggak akan tercapai tujuannya. Itu aplikasi di-scan, lalu harus ada yang memastikan barcode itu benar-benar di-scan," jelasnya.

Baca juga:

 

Ilustrasi aplikasi PeduliLindungi.
SHUTTERSTOCK/FARZAND01 Ilustrasi aplikasi PeduliLindungi.

Untuk lebih memudahkan pengunjung, Wiweko menganjurkan agar keberadaan barcode mudah ditemukan dan ditempatkan di beberapa titik.

Dengan begitu, pengunjung tak perlu mengantre untuk melakukan scan .

Selain itu, jika hasil check in pengunjung tidak sesuai aturan, Wiweko menghimbau agar mereka menerimanya dan tidak bersikeras masuk ke dalam taman rekreasi.

Hal ini dinilai penting untuk kepentingan bersama.

"Jadi ada kesadaran, lah. Kalau kita sehat ya kita bisa tenang berwisata dan kalau kita sedang tidak enak badan jangan berwisata dulu," tuturnya.

Baca juga:

Menurutnya, implementasi penerapan prokes di lapangan memerlukan kerja sama antara pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan, dan pihak pengelola fasilitas publik.

Ia meminta seluruh pengelola tempat rekreasi, khususnya para anggota PUTRI untuk mengukuti anjuran yang diberikan pemerintah sehingga angka kasus Covid-19 bisa kembali ditekan.

Sebab, ketidakpatuhan pengelola dalam menerapkan prokes, termasuk dalam memanfaatkan PeduliLindungi, bisa berdampak buruk pada mereka sendiri.

"Jangan sampai karena ingin menjaring customer sebanyak-banyaknya mengalahkan tujuan baik dari penerapan PeduliLindungi ini."

"Kami mengimbau anggota PUTRI untuk support program pemerintah ini demi kepentingan yang lebih besar terutama pariwisata kita. Sudah bagus wisata sudah mulai bergeliat, sayang kalau sampai terpengaruh karena kita tidak disiplin dan tidak peduli," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Panduan Lengkap ke Desa Wisata Koto Kaciak, Simak Sebelum Datang

Travel Tips
Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Traveloka Resmikan Wahana Baru di Kidzania Jakarta, Ada Diskon 25 Persen

Travel Update
Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Barcelona Hapus Rute Bus dari Google Maps, Ini Alasannya

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

4 Tips Berkunjung ke Desa Wisata Koto Kaciak, Datang Pagi Hari

Travel Tips
Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Cara Menuju ke Desa Wisata Lerep Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

4 Oleh-Oleh Desa Wisata Koto Kaciak, Ada Rinuak dan Celana Gadebong

Travel Tips
Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Istana Gyeongbokgung di Korea Akan Buka Tur Malam Hari mulai Mei 2024

Travel Update
Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Desa Wisata Lerep, Tawarkan Paket Wisata Alam Mulai dari Rp 60.000

Jalan Jalan
Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Itinerary Seharian Sekitar Museum Mpu Tantular Sidoarjo, Ngapain Saja?

Jalan Jalan
 7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

7 Olahraga Tradisional Unik Indonesia, Ada Bentengan

Jalan Jalan
5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

5 Tips Liburan dengan Anak-anak Menggunakan Kereta Api Jarak Jauh

Travel Tips
Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Mengenal Desa Wisata Koto Kaciak, Surga Budaya di Kaki Bukit Barisan

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Aktivitas Wisata di Bromo Ditutup mulai 25 April 2024, Ini Alasannya

Travel Update
Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Bali Jadi Tuan Rumah Acara UN Tourism tentang Pemberdayaan Perempuan

Travel Update
Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Hari Kartini, Pelita Air Luncurkan Penerbangan dengan Pilot dan Awak Kabin Perempuan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com