Selain itu, untuk memaksimalkan waktu yang terbatas, Dwi menyarankan wisatawan yang ingn memotret untuk memanfaatkan selfie stick alias tongkat narsis (tongsis). Alat ini penting untuk merekam diri dalam bentuk video ketika pengunjung dikerek ke dasar gua menggunakan tali.
Baca juga: Bosan ke Malioboro? Coba Petualangan ke Gua Jomblang
“Ketika turun ke bawah, (kita) bisa merekam video diri yang sedang diulur ke dasar gua. Momen seperti ini juga wajib diabadikan,” kata Dwi.
Untuk diketahui, Gua Jomblang merupakan akses penghubung dengan Gua Grubug. Adapun Gua Jomblang dan Gua Grubug dihubungkan sebuah lorong sepanjang 300 meter (m).
Pemandangan di dasar gua tersebut pun memanjakan wisatawan. Pasalnya, di dalamnya terdapat ornamen-ornamen alami berupa batu kristal, stalaktit, dan stalakmit yang menghiasi sepanjang dinding gua.
Pengunjung pun bisa menyusuri lorong tersebut. Bahkan, bisa mendengar secara langsung gemuruh aliran sungai bawah tanah di dasar gua.
Baca juga: Beredar, Bocoran Harga dan Spesifikasi Lengkap Realme 9 Pro
"Cahaya ilahi tersebut terbentuk karena di bagian gua ada sungai bawah tanah. Ketika air sungai tersebut mengalir, uap air akan keluar sehingga membentuk ray of light," papar Dwi.
Itulah tiga fakta unik Gua Jomblang yang menjadi daya tarik wisatawan untuk mengeksplorasi keindahan geopark di Gunung Kidul.
Sebagai informasi, pada program Nawa Cahaya: Capture The Unique Lights in Indonesia, fotografer profesional dari National Geographic Indonesia ditantang untuk berburu foto lanskap alam dalam kondisi low-light di sembilan destinasi unik Indonesia.
Total, ada delapan fotografer yang terlibat dalam perjalanan mengabadikan momen low-light di sembilan destinasi tersebut. Mereka adalah Palson Yi, Didi Kaspi Kasim, Rendra Kurnia, R Berto Wedhatama, Josua Marunduh, Azwar Ipank, Valentino Luis, Dwi Oblo, Budiono.
Karya fotografi yang dihasilkan lewat Nawa Cahaya: Capture The Unique Lights in Indonesia dapat dilihat di https://realme9lights.kompas.com/.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.