KOMPAS.com – Selama ini, Pulau Weh, Kota Sabang, Provinsi Aceh, dikenal sebagai surganya destinasi wisata bahari. Pulau ini memiliki banyak pantai indah. Surga bawah lautnya juga menjadi daya tarik bagi para pehobi selam, baik dari Tanah Air, maupun mancanegara.
Namun, tahukah kamu bahwa keindahan Pulau Weh juga memesona bagi para penggemar fotografi? Sayangnya, gambar yang kerap tertangkap dalam kamera cenderung seragam, yakni latar laut dan pantai pada hari yang cerah.
Hampir seluruh pencarian gambar dalam laman Google yang menggunakan kata kunci “Pulau Weh” menampilkan tangkapan foto dengan tone warna yang sama, yakni pantai berpasir putih, laut biru, dan langit cerah.
Baca juga: Dari Sabang sampai Ende, Berikut 9 Destinasi Wisata yang Bisa Dipotret saat Gelap dengan Smartphone
Padahal, Pulau Weh adalah lokasi yang tepat untuk mendapatkan hasil foto yang jaya, baik warna maupun konsep.
Selain destinasi wisatanya beragam, fotografer dapat memanfaatkan cahaya pada segala kondisi untuk mendapatkan tangkapan gambar dengan tone warna berbeda.
Fotografer lanskap Azwar Ipank adalah salah satu yang sempat mengabadikan sisi lain dari Pulau Weh itu.
Memanfaatkan sinar matahari yang baru saja terbit, Ipank, panggilan karibnya, berhasil menangkap rona cahaya warna-warni sebagai latar dari serangkaian foto destinasi wisata di Pulau Weh. Hasilnya, tampilan foto jadi lebih eksotik.
Baca juga: Ingin Memotret Cahaya Surga di Gua Jomblang? Simak Dulu Tips Berikut
Hal yang membuat takjub, seluruh foto itu diambil menggunakan kamera smartphone, yakni realme 9 Pro+.
“Saya mau membuat foto yang berbeda (dari yang sudah biasa dilihat di internet). Jujur saja, destinasi yang sudah banyak terpublikasi itu adalah Pantai Iboih dan Pantai Limbo Gapang. Fotonya ada di mana-mana,” ujar Ipank kepada Kompas.com, Senin (7/2/2022).
Perjalanan Ipank memburu foto dimulai dari Goa Sarang. Niatnya, ia mau mengambil foto gua yang menampilkan latar cahaya. Sayangnya, ada batu besar menutupi cahaya tersebut. Jadi, semburat cahaya tak sampai ke mulut gua.
Akhirnya, perjalanan ia lanjutkan ke Pantai Balik Gunung yang juga dikenal juga sebagai Pantai Batu Kapal lantaran batu-batu besar di sana memiliki bentuk mirip kapal.
Baca juga: Danau Semayang, Habitat Pesut Mahakam yang Nyaris Punah
Dari pukul 5 pagi, ia sudah ada di sana, menunggu matahari yang biasanya terbit pukul 7.
“Saya pasang tripod, kemudian mencoba beberapa fitur, yakni lensa wide, mode auto, dan juga mode pro,” sambungnya.
Hasilnya, Ipank mendapatkan beberapa foto pantai dengan latar semburat cahaya oranye, ungu, dan biru.