Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
NAWA CAHAYA

Bukan Hanya Danau Tiga Warna, Ini Destinasi Wisata Budaya dan Alam di Sekitar Kelimutu

Kompas.com - 17/02/2022, 18:00 WIB
Hisnudita Hagiworo,
Sheila Respati

Tim Redaksi


KOMPAS.com – Kawasan Kelimutu menjadi salah satu destinasi wisata yang wajib dikunjungi saat berada di Kabupaten Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT). Pasalnya, area ini memiliki tiga danau dengan warna berbeda yang menjadi daya tarik bagi para wisatawan, yaitu Danau Kelimutu.

Hal tak kalah menarik, ada beberapa destiansi wisata budaya dan alam lainnya yang bisa disambangi di sekitar lokasi Danau Kelimutu.

Untuk mendapatkan pemandangan indah Danau Kelimutu, wisatawan diharuskan mendaki dari desa terdekat. Salah satu desa yang dapat menjadi titik keberangkatan wisatawan adalah Desa Moni.

Baca juga: Taman Nasional Kelimutu Buka Saat Tahun Baru, Ini Syarat Pengunjung

Sebelum berangkat mendaki Gunung Kelimutu, wisatawan dapat singgah lebih lama di desa tersebut. Wisatawan disuguhi pemandangan berupa perbukitan dan sawah lengkap dengan terasering yang menenangkan hati.

Biasanya, wisatawan dapat menginap di Desa Moni dan melakukan pendakian pagi hari. Sebab, kebanyakan wisatawan memburu momen matahari terbit atau sunrise di puncak Gunung Kelimutu.

Saat pendakian, baik saat naik maupun turun, wisatawan disuguhi pemandangan yang tak kalah indah. Misalnya, hamparan bunga Edelweis seluas 0,22 hektare.

Terletak sekitar dua kilometer sebelum Danau Kelimutu, kebun “Bunga Abadi” tersebut dapat menjadi spot foto terbaik bagi wisatawan pencinta swafoto.

Kepala Balai Taman Nasional Kelimutu Agus Sitepu mengatakan bahwa kawasan kebun Edelweis itu diberdayakan sejak 2018. Selain untuk menambah spot wisata, area tersebut juga untuk memberdayakan kelompok masyarakat sekitar.

Baca juga: Sempat Menyusut, Air di Salah Satu Danau Kelimutu Kembali Naik

Bunga Edelweis dikembangkan karena tergolong endemik. Artinya, tanaman ini hanya tumbuh di tempat-tempat tertentu. Edelweis sendiri tumbuh di daerah pegunungan,” ujar Agus seperti diberitakan Kompas.com, Selasa (20/10/2020).

Lebih lanjut, Agus menjelaskan, Edelweis yang tumbuh di kawasan Taman Nasional Kelimutu adalah jenis Anapholis longifolia. Edelweis jenis ini merupakan perdu kecil dengan tinggi sekitar 70 centimeter dan biasa tumbuh di kawasan pegunungan dari Jawa hingga Nusa Tenggara.

Selain itu, Taman Nasional Kelimutu juga memiliki kebun stroberi yang berada tepat di sebelah kebun Edelweis. Dengan luas 0,5 hektare, kebun buah stroberi dijadikan lokasi agro wisata. Wisatawan dapat memetik buah-buah stroberi berwarna merah sepuasnya saat mengunjungi lokasi ini.

Baca juga: Cegah Penyebaran Covid-19, Wisata Danau Kelimutu Tutup hingga Agustus

Desa lain yang bisa dijadikan tujuan wisatawan adalah Desa Koanara dan Desa Wiwipemo di Kabupaten Kelimutu. Di kedua desa ini, para wisatawan dapat melihat rumah-rumah tradisional. Bahkan, mereka dapat berinteraksi langsung dengan penduduk untuk mengetahui sejarah dan tradisi setempat.

Keindahan Danau Kelimutu dalam minim cahaya

Meski memiliki berbagai spot foto menarik lain, Danau Kelimutu tetap menjadi incaran utama para wisatawan. Salah satunya, fotografer Valentino Luis yang berhasil mengabadikan momen sunrise dalam program bertajuk Nawa Cahaya: Capture The Unique Lights in Indonesia di Danau Kelimutu.

Pada Kompas.com, Valentino menceritakan pengalamannya saat berburu momen low light menggunakan realme 9 Pro+ di Danau Kelimutu belum lama ini.

Setelah hari sebelumnya tidak bisa melihat apa pun di Danau Kelimutu karena langit diselimuti awan, pada hari kedua, ia berhasil mendapatkan lanskap sunrise yang indah.

Baca juga: Ingin Buat Foto Low-light Keren di Air Terjun Toroan? Ini Rekomendasi Rute dan Waktu Berkunjung ke Sana!

“Cuacanya cerah dan saat sunrise langitnya keren banget, muncul pendar cahaya jingga. Saya dapat master piece-nya ketika memotret low light di antara tiga danau. Dari tiga danau tersebut, saya ingin mengambil obyek dua danau yang saling berdampingan,” ujar Valentino saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/2/2022).

Menurutnya, mengambil foto low light menggunakan realme 9 Pro+ di Danau Kelimutu tidak begitu sulit dan hasilnya pun cukup bagus. Saat menangkap momen sunrise, Valentino menggunakan mode pro dengan ISO 100 dan mengatur bagian white balance agar gambar yang dihasilkan tidak terlalu kuning.

“Kalau dari sisi low light, realme 9 Pro+ ini bagus. Ada cahaya sedikit saja, efeknya tidak terlalu signifikan terhadap obyek,” katanya.

Selain itu, kata Valentino, kamera pada smartphone realme 9 Pro+ cukup mudah untuk digunakan sehari-hari. Fitur yang disematkan pun beragam, termasuk fitur makro.

Baca juga: Baru Dirilis, Ini Spesifikasi Realme 9 Pro dan Realme 9 Pro Plus

Untuk melihat hasil foto dari perjalanan Valentino dan fotografer lain dalam program Nawa Cahaya: Capture the Unique Lights in Indonesia menggunakan realme 9 Pro+, silakan klik tautan berikut.

Jangan lewatkan juga penawaran eksklusif flash sale realme 9 Pro+ dengan potongan hingga Rp 500.000 menjadi Rp 4.499000 pada Jumat (18/2/2022) mulai pukul 09.00 WIB hanya di realme.com, Shopee, dan Akulaku.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Kampoeng Kaliboto Waterboom: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Aktivitas Wisata di The Nice Garden Serpong

Jalan Jalan
Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Delegasi Dialog Tingkat Tinggi dari China Akan Berwisata ke Pulau Padar Labuan Bajo

Travel Update
The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

The Nice Garden Serpong: Tiket Masuk, Jam Buka, dan Lokasi

Jalan Jalan
Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Cara ke Sukabumi dari Bandung Naik Kendaraan Umum dan Travel

Travel Tips
Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Pengembangan Bakauheni Harbour City di Lampung, Tempat Wisata Dekat Pelabuhan

Travel Update
Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Asita Run 2024 Digelar di Bali Pekan Ini, Terbuka untuk Turis Asing

Travel Update
13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

13 Telur Komodo Menetas di Pulau Rinca TN Komodo pada Awal 2024

Travel Update
Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja 'Overtime' Sopir Bus Pariwisata

Tanggapan Kemenparekraf soal Jam Kerja "Overtime" Sopir Bus Pariwisata

Travel Update
Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

Tip Jalan-jalan Jenius ke Luar Negeri, Tukar Mata Uang Asing 24/7 Langsung dari Aplikasi

BrandzView
Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Vietnam dan China Siap Bangun Jalur Kereta Cepat Sebelum 2030

Travel Update
Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Libur Lebaran, Tren Kunjungan Wisatawan di Labuan Bajo Meningkat

Travel Update
ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

ASDP Catat Perbedaan Tren Mudik dan Arus Balik Lebaran 2024 Merak-Bakauheni

Travel Update
5 Tempat Wisata Hits dan Instagramable di Cianjur

5 Tempat Wisata Hits dan Instagramable di Cianjur

Jalan Jalan
10 Bandara Tersibuk di Dunia 2023, Banyak di AS

10 Bandara Tersibuk di Dunia 2023, Banyak di AS

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com