KOMPAS.com – Pesona api biru atau blue fire di Gunung Ijen, Banyuwangi, Jawa Timur, telah mendunia. Blue fire sendiri merupakan fenomena bercampurnya gas belerang dan oksigen pada suhu tertentu yang membentuk layaknya lidah api berwarna biru.
Fenomena tersebut terbentuk secara alami dan hanya bisa dilihat saat malam menjelang dini hari. Selain itu, fenomena blue fire hanya ada dua di dunia, yakni di Indonesia dan Islandia. Tak heran, kalau destinasi wisata ini kerap diburu para petualang, termasuk mereka yang gemar fotografi lanskap.
Namun, untuk bisa menyaksikan blue fire, wisatawan harus mendaki Gunung Ijen yang memiliki ketinggian sekitar 2.443 meter di atas permukaan laut (mdpl). Tak hanya mendaki, wisatawan juga harus turun ke kawahnya.
Menyaksikan blue fire bukan perkara mudah. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum berangkat. Sebut saja, mempersiapkan peralatan mendaki dan memastikan seluruhnya dalam kondisi prima.
Begitu juga dengan persiapan stamina tubuh. Pasalnya, medan yang akan dilalui tidak mudah. Untuk mencapai area kawah, para wisatawan juga harus melewati jalur dengan kemiringan sekitar 40 derajat di tengah suhu udara yang cukup dingin.
Baca juga: Tips Berburu Blue Fire di Gunung Ijen
Untuk itu, disarankan agar mengenakan pakaian dan sepatu yang nyaman dan sesuai untuk mendaki. Jangan lupa juga untuk membawa senter karena pendakian dilakukan pada dini hari.
Peralatan lain yang juga harus dipersiapkan adalah masker. Pasalnya, kondisi jalur pendakian Gunung Ijen cukup berdebu. Semakin dekat ke area kawah, bau belerang juga akan semakin menyengat.
Bila perlu, wisatawan dapat membawa masker respirator khusus yang dapat memfilter bau belerang sehingga tidak sampai terhirup berlebihan.
Waktu terbaik untuk melihat blue fire adalah saat musim kemarau. Pada waktu ini, blue fire cenderung lebih besar dan terlihat lebih jelas. Selain itu, hindari pula mendaki Gunung Ijen saat musim liburan karena akan sangat ramai dengan wisatawan lain.
Agar tidak ketinggalan melihat blue fire, pelancong disarankan untuk mulai mendaki saat tengah malam. Pasalnya, waktu mendaki normal untuk mencapai Kawah Ijen sekitar 2-4 jam tergantung pada kondisi fisik pendaki. Sementara, api biru akan semakin mengecil menjelang pukul 05.00 WIB.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.