Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
NAWA CAHAYA

Menjelajah Gua Berlian, Gua Kapur Terluas Ketiga di Dunia yang Punya Interior Eksotis

Kompas.com - 21/02/2022, 17:51 WIB
Aningtias Jatmika,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Rammang-Rammang. Demikian wilayah itu dinamai. Dalam bahasa Makassar, rammang-rammang berarti awan atau kabut. Wilayah ini memang kerap diselimuti kabut, terutama pada pagi hari.

Namun, daya tarik kawasan tersebut bukanlah kabut. Kawasan yang berlokasi di Karst Maros-Pangkep, Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung, Sulawesi Selatan (Sulsel), itu terkenal akan gugusan pegunungan kapur atau karst.

Hamparan pegunungan kapur itu merupakan yang terluas ketiga di dunia, setelah China Selatan dan Vietnam.

Sebagai informasi, Rammang-Rammang terbentuk akibat pelarutan batuan karbonat. Proses ini menghasilkan bentuk permukaan bumi yang unik dengan ciri exokarst (di atas permukaan) dan endokarst (di bawah permukaan).

Baca juga: Berburu Fenomena Cahaya Gua Prasejarah di Sulawesi, dari Gua Berlian hingga Gua Allo

Keunikan batuan tersebut terlihat di sejumlah gua di sana. Salah satunya adalah Gua Berlian atau Leang Berlian.

Penamaan “berlian” pada gua itu bukan tanpa alasan. Stalaktit dan stalagmit di gua tersebut berkilau serupa berlian ketika terkena cahaya matahari. Momen terbaik untuk mendapatkan visualisasi tersebut adalah saat sore hari sekitar pukul 15.00-17.00 waktu setempat.

Keindahan kilauan itu pun telah berhasil ditangkap oleh fotografer dan kontributor National Geographic Indonesia Josua Marunduh.

Meski sempat menghadapi cuaca buruk saat perjalanan, Josua mengakui bahwa keindahan Gua Berlian tak terbantahkan.

“Hanya bebatuan lembap di bawah gua yang memantulkan cahaya matahari. Pantulan ini menghasilkan gradasi warna indah di dalam gua,” ujar Josua saat berbincang dengan Kompas.com, Rabu (15/2/2022).

Baca juga: Menemukan Hidden Gem di Pulau Weh, Surga bagi Penggemar Fotografi

Josua mengakui, mengambil foto di dalam gua merupakan tantangan tersendiri bagi setiap fotografer. Pasalnya, kondisi cahaya di lokasi tersebut cenderung minim (low-light).

Namun, kali ini, hal tersebut bukan menjadi hambatan bagi Josua. Saat memotret keindahan Gua Berlian, Josua menggunakan kamera smartphone realme 9 Pro+.

Untuk diketahui, realme 9 Pro+ telah didukung sensor kamera Sony IMX766 dan fitur optical image stabilization (OIS) sehingga dapat merekam momen dalam kondisi low-light secara maksimal.

Josua menceritakan, ketika melihat gua dengan mata telanjang, gradasi warna yang tampak hanya satu, yakni coklat.

Baca juga: Berburu Blue Fire di Gunung Ijen, Berikut Persiapan dan Tips yang Perlu Diperhatikan

“Ketika menggunakan kamera smartphone realme 9 Pro+, ternyata gradasi yang tampak lebih beragam, seperti warna hijau dan kuning,” ujar Josua.

Untuk mendapatkan efek berlian, Josua sempat memotret salah satu batu berwarna putih. Dia pun menggunakan fitur kamera makro pada realme 9 Pro+.

“Saya juga memanfaatkan fitur dual makro dalam kondisi low-light. Dengan fitur ini, kesan detail berlian menjadi cukup jelas,” kata Josua.

Selain Gua Berlian, Josua pun sempat berkunjung ke Gua Alo dan Gua Tapak Tangan. Di Gua Alo, Josua terkesan dengan sebuah lubang yang membuat cahaya matahari masuk secara dramatis, seperti ray of light. Sementara itu, Gua Tapak Tangan terkenal akan lukisan purba berupa telapak tangan.

Baca juga: Menelusuri Spot Instagramable di Kawah Putih Ciwidey

Sebagai informasi, perjalanan Josua ke Rammang-Rammang merupakan bagian dari program Nawa Cahaya: Capture The Unique Light in Indonesia. Josua dan tujuh fotografer lain berburu foto keindahan alam di sejumlah destinasi wisata yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Adapun program tersebut merupakan hasil kerja sama realme Indonesia dan National Geographic Indonesia. Anda dapat melihat hasil foto mereka melalui tautan berikut.

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com