Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
NAWA CAHAYA

Jalan-jalan ke Kawah Ijen, Ini Tips untuk Dapatkan Foto Blue Fire Menggunakan Smartphone

Kompas.com - 21/02/2022, 19:59 WIB
Sheila Respati,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kawah Ijen merupakan obyek wisata yang kerap dijadikan destinasi utama oleh para wisatawan yang berkunjung ke Jawa Timur. Terlebih, wisatawan yang gemar berwisata alam dan fotografi.

Destinasi tersebut memiliki keindahan yang unik dan menakjubkan. Berkat kelebihan ini, Kawah Ijen tidak hanya dikenal oleh wisatawan domestik, tetapi juga mancanegara. Sebelum pandemi Covid-19 merebak, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kawah Ijen bisa mencapai ribuan orang setiap harinya.

Salah satu pesona Kawah Ijen yang menjadi “sajian utama” bagi wisatawan adalah lidah-lidah api biru atau blue fire yang berkobar dari celah-celah batuan dinding kawah. Blue fire adalah fenomena alam unik yang terjadi akibat reaksi pembakaran belerang.

Sebagai informasi, Kawah Ijen juga merupakan wilayah penambangan belerang. Karena berupa danau kawah aktif, Kawah Ijen kaya akan bebatuan belerang yang terbentuk dari aktivitas vulkanik Gunung Ijen.

Baca juga: Berburu Blue Fire di Gunung Ijen, Berikut Persiapan dan Tips yang Perlu Diperhatikan

Gas belerang yang menguar dari celah bebatuan dinding kawah bersuhu tinggi hingga 600 derajat Celcius. Ketika bertemu dengan oksigen di udara, gas tersebut memunculkan penampakan seperti api berwarna biru. Fenomena alam ini hanya terjadi di Kawah Ijen dan di Islandia.

Wisatawan dapat menikmati keindahan blue fire, bahkan mengabadikannya dalam sebuah foto hanya dengan menggunakan smartphone. Namun, serangkaian upaya dan persiapan harus dilakukan terlebih dulu.

Fotografer lanskap yang juga kontributor foto National Geographic Indonesia, Rendra Kurnia, memberikan beberapa tip mengabadikan blue fire menggunakan smartphone.

Baca juga: Menjelajah Gua Berlian, Gua Kapur Terluas Ketiga di Dunia yang Punya Interior Eksotis

Belum lama ini, Rendra menerima penugasan untuk berburu foto low-light di kawasan Kawah Ijen. Tip dari Rendra merupakan hasil pengalamannya saat berburu foto low-light di kawasan Kawah Ijen dalam program Nawa Cahaya: Capture Unique Lights of Indonesia yang diselenggarakan realme Indonesia dan National Geographic Indonesia.

Program tersebut menantang delapan fotografer profesional, termasuk Rendra, untuk membuat karya fotografi bertema alam di kala kondisi minim cahaya menggunakan kamera realme 9 Pro+.

Tip pertama adalah memperhitungkan medan dan waktu tempuh menuju lokasi blue fire. Blue fire hanya terlihat jelas pada dini hari hingga menjelang pukul 05.00 WIB. Karenanya, wisatawan harus melakukan pendakian ke Kawah Ijen mulai pukul 11.00 malam karena perjalanan hiking memakan waktu kurang lebih tiga jam.

“Perjalanan yang harus dilalui oleh wisatawan untuk menuju lokasi blue fire tidak mudah. Bisa dibilang, perjalanan cukup menyiksa. Oleh sebab itu, barang bawaan sebaiknya ringkas.

Dengan membawa smartphone sebagai perangkat foto, perjalanan akan lebih mudah,” tutur Rendra kepada Kompas.com, Senin (7/2/2022).

Di lokasi blue fire, wisatawan akan dikelilingi oleh kegelapan. Dia menceritakan, sumber cahaya yang menjadi andalannya sepanjang perjalanan dan di lokasi blue fire hanyalah headlamp.

Baca juga: Berburu Fenomena Cahaya Gua Prasejarah di Sulawesi, dari Gua Berlian hingga Gua Allo

Rendra mengatakan, membawa tripod juga bisa membantu wisatawan menghasilkan foto terbaik. Wisatawan juga bisa mengambil foto tanpa bantuan tripod.

Namun, perlu diingat bahwa foto low-light dibuat dengan bukaan rana yang besar dan shutter speed yang rendah. Dengan demikian, sedikit guncangan saja akan menggagalkan foto.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com